Lagi, BNN Bongkar Narkoba Asal Malaysia, 1 Pelaku Tewas Ditembak

MEDAN, KOMPAS.TV - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Bea Cukai berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba jalur laut internasional.

Baca Juga: Mantan Anggota DPRD Ditangkap saat Transaksi Narkoba

Narkoba jenis sabu yang diamankan sebanyak 33,9 kg itu berasal dari Malaysia.

Dalam kasus itu, 9 orang tersangka ditangkap dan satu di antaranya tewas.  

Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari mengatakan, 9 orang tersebut ditangkap di Aceh Timur dan Tanjung Balai, Asahan, yang dilakukan sejak Kamis (14/2/2020) hingga Sabtu (16/2/2020) kemarin.

"Yang di Aceh kita tangkap di daerah Idi Rayeuk, Aceh Timur. Di sana kita tangkap 5 tersangka yang menyelundupkan sabu dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur laut," katanya, Senin (17/2/2020).

Arman menuturkan, dalam penangkapan itu, polisi mengamankan barang bukti 18,9 kilogram narkotika jenis sabu. 

"Sementara di Teluk Nibung, Tanjung Balai, Asahan, Sumut, petugas menangkap 4 orang yang diduga membawa sabu dari Malaysia," ujarnya.  

Arman menjelaskan, operasi di Tanjung Balai dan Asahan ini berawal dari penangkapan tersangka Aris yang membawa karung berisi 15 kg sabu menggunakan sepeda motor. 

Dia mengaku narkoba itu milik Alfah, warga Kisaran, Asahan.  

"Ketika hendak ditangkap, Alfah berupaya melarikan diri dan melawan dengan menabrak petugas, sehingga terjadi pengejaran dan petugas BNN memberikan tembakan, akhirnya mobil dapat dihentikan," jelasnya. 

Dalam pengejaran itu, Alfah terluka di bagian kepala akibat benturan. 

Sementara istrinya yang juga berada dalam mobil mengalami luka tembak di punggung.  

Baca Juga: Belum Kelar Kasus Lucinta Luna, Polisi Ungkap Lagi Narkoba Jaringan Internasional

"Alfah dan istrinya langsung dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk mendapatkan pertolongan. Namun, Alfah meninggal dunia,” kata Arman.  

Arman menambahkan, seluruh tersangka dan barang bukti diamankan di BNNP Sumut. 

Mereka dibawa ke BNN pusat di Jakarta Senin (17/2/2020) pagi melalui Bandara Halim Perdanakusuma untuk pemeriksaan dan penyidikan lebih lanjut.