BJ Habibie dan Cita-Cita Pesawatnya - SINGKAP

Rabu, 11 September 2019 lalu Indonesia berduka. Salah satu putra terbaik bangsa dipanggil sang pencipta. Pria kelahiran Pare Pare Sulawesi Selatan, ini meninggal karena penyakit yang dideritanya. Sejumlah orang pun bersaksi untuk keteladan yang senantiasa diberikan oleh Habibie. Seperti salah seorang wartawan senior Harian Kompas, yang telah bertugas di istana saat Habibie menjadi presiden Republik Indonesia dan berpendapat bahwa kepemimpinannya membawa angin segar untuk bangsa ini dan menyita banyak perhatian media saat itu. Ada pula seorang pengurus The Habibie Center yang telah mengenal Habibie sejak tahun 1992 bersaksi bagaimana Habibie merupakan contoh cendikiawan yang selalu berdedikasi tinggi

Meski dikenal sebagai manusia genius, memiliki jabatan dan status tinggi, Habibie tak pernah kehilangan karakternya yang kuat untuk selalu menghargai siapapun yang ada dihadapannya. Termasuk seorang mantan ajudannya yang selalu merasakan kehangatan dari seoarang Habibie layaknya keluarga. Dikenal sebagai pelopor demokrasi, tapi siapa sangka Ia juga sebagai penganut toleransi yang begitu tinggi. Setidaknya begitulah yang diceritakan dari sebuah keluarga besar dengan kepercayaan yang berbeda dengan Habibie. Dirinya tak segan untuk menyebarkan cinta kasihnya kepada kerabat-kerabatnya.

Tercatat memegang 46 hak paten dalam teknologi kedirgantaraan, salah satu yang paling dikenal adalah adanya penemuan crack progression point theory, yaitu teori untuk mengenali retakan yang terjadi atau memprediksi letak awal retakan pada pesawat. Berkat teori ini, pesawat di dunia hemat bahan bakar dan standar keamanan pada pesawat ditingkatkan serta kecelakaan pesawat pun dapat berkurang. Seorang penulis yang tercatat sebagai penulis buku terbanyak mengenai Habibie, turut memaparkan bagaimana kegeniusan Habibie dalam menemukan penemuan-penemuannya tersebut.

#SINGKAP