Kompas TV nasional singkap

Tiga Masa Pergerakan Mahasiswa - SINGKAP

Kompas.tv - 9 Oktober 2019, 16:00 WIB
Penulis : Yudho Priambodo

Setelah 21 tahun hilang dalam pergerakan besarnya, 24 dan 30 September 2019 lalu ribuan mahasiswa kembali turun ke jalan. Aksi ini serentak dilakukan di sejumlah kota besar di Indonesia. Unjuk rasa mahasiswa di depan gedung DPR-MPR berjalan tertib pada pagi sampai siang hari. Namun sore hari kericuhan mulai terjadi ketika mahasiswa memaksa masuk ke kompleks parlemen, bentrokan pun tak dapat dihindarkan dan berlarut hingga malam hari. Pada tanggal 10 Januari 1966, para mahasiswa yang tergabung dalam KAMI menyuarakan Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat. Namun Soekarno tidak mendengarkan tuntutan tersebut. Di tengah himpitan situasi, Soeharto mulai merontokkan kekuasaan Soekarno. Gerakan mahasiswa tahun 1966 telah mengantar indonesia menuju wajah pemerintahan yang baru di bawah Soeharto. Penguasa yang 32 tahun kemudian dijatuhkan juga oleh gerakan mahasiswa.

1998 menjadi tahun kelam bagi Indonesia, sejumlah ruas jalan dipenuhi mahasiswa menuntut pemerintah untuk segera melakukan reformasi. Pergolakan dimotori oleh mahasiswa yang menyuarakan rakyat. Berlandaskan gerakan moral itu pun mahasiswa bergerak. Pergerakan mahasiswa dan rakyat seluruh indonesia pun menyatu. 19 Mei 1998 dengan dukungan rakyat, ribuan mahasiwa menduduki gedung perwakilan rakyat selama 3 hari. Perjuangan mahasiswa dan rakyat meruntuhkan orde baru. Hasilnya Soeharto turun dari kursi Presiden sekaligus menandai masuknya Indonesia dalam babak baru sejarah negeri ini yaitu era reformasi.

Dari waktu ke waktu, mahasiswa mengambil peran penting dalam perubahan nasib bangsa. Namun sejumlah pertanyaan muncul di era reformasi saat ini masih perlukah pergerakan mahasiswa? Bagaiman dengan tudingan dan upaya menekan pergerakkan mahasiswa yang rentan disusupi oleh pihak tertentu dan mendiskreditkan pergerakkan mahasiswa? Simak penjelasan perwakilan pergerakan mahasiswa 2019 dan juga para aktivis 66 dan 98.

#SINGKAP



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x