Kompas TV video cerita indonesia

Menpora: Tak Ada Unsur Eksploitasi Anak di Audisi PB Djarum

Kompas.tv - 9 September 2019, 15:08 WIB
Penulis : Desy Hartini

Menpora Imam Nahrawi mendukung agar audisi bulu tangkis tetap dilanjutkan. Hal itu disampaikan lewat akun Instagram resmi @nahrawi_imam. Nahrawi menyatakan audisi bulu tangkis mesti jalan terus karena tidak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan, audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia. Sebelumnya, PB Djarum memutuskan akan tutup audisi umum beasiswa bulu tangkis mulai 2020. Alasannya untuk hilangkan tudingan eksploitasi anak dari KPAI.

Audisi umum PB Djarum telah dimulai sejak 2006 lalu dan bakal dihentikan pada 2020. Tahun ini adalah tahun terakhir dibukanya audisi umum setelah muncul tudingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebut ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.

PB Djarum dan KPAI sebenarnya terus menggelar mediasi untuk mencari jalan tengah mengakhiri polemik tudingan ini. Namun, kesepakatan tidak kunjung didapat. PB Djarum pun memutuskan menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis.

Susy Susanti sebagai pengurus pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia menyatakan PBSI prihatin atas dampak polemik ini. PBSI menilai bulu tangkis merupakan olahraga andalan Indonesia dan sudah membawa nama harum bangsa di mata dunia.

Menurut Susy Susanti, yang juga legenda bulu tangkis Indonesia, program pembinaan/ membutuhkan peran banyak pihak, terutama klub. Pembinaan atlet butuh waktu panjang dan biaya besar.

Sementara KPAI menyatakan sejatinya tidak ingin menghentikan program pembinaan dini atlet bulu tangkis PB Djarum, tetapi meminta nama audisi diubah. Saat ditanya mengapa baru belakangan klaim eksploitasi anak disampaikan, komisioner KPAI Sitti Hikmawatty mengaku aturan yang jadi dasar keberatan baru ada tahun 2012. KPAI juga menyatakan telah meneliti tentang bahaya rokok terhadap anak sejak 2013.

#AudisiPBDjarum #AudisiBulutangkis #PBDjarum



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x