Kompas TV video cerita indonesia

Gaji Guru Mengaji dengan Bank Sampah

Kompas.tv - 20 Agustus 2019, 22:00 WIB
Penulis : Herwanto

Sampah menjadi masalah besar yang dihadapi di kota-kota indonesia.

Namun di tangan warga Desa Sirnasari, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, sampah bisa disulap menjadi kerajinan yang unik dan menghasilkan uang. Keuntungan dari hasil kerajinan tersebut dibagikan untuk membayar guru mengaji dan guru sekolah madrasah.

Bagaimana bisa?
Ya, di tangan orang-orang kreatif, sampah bisa menjadi barang berguna dan memiliki nilai komersial. Seperti yang dilakukan oleh warga Kampung Cipancur, Desa Sirnasari, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya.

Sampah plastik yang tidak terpakai disulap menjadi bentuk miniatur sepeda motor, piala, botol air minum, tempat tisu, celengan, bunga plastik dan berbagai kerajinan lainnya.
Awal pembuatan kerajinan miniatur sepeda motor ini, mulai dari niat memanfaatkan sampah plastik dan korek api yang tak terpakai, yang kemudian diolah dan dirangkai menjadi berbagai bentuk kerajinan yang bisa menghasilkan uang.
Harga satu miniatur sepeda motor tersebut dijual mulai Rp 20 ribu hingga rRp 500 ribu. Pemasarannya tak hanya di pasar lokal saja, melainkan sudah merambah ke luar daerah seperti Medan, Sulawesi hingga Papua, dengan cara pemasaran melalui jaringan online.

Ide awal membuat kerajinan ini didapat, setelah warga kompak membentuk bank sampah bernama Sauyunan.

Berkat keberhasilannya, kini bank sampah yang telah memiliki 84 nasabah tersebut sudah mendapat omzet rp 3 juta per bulan.

Dari proses pengelolaan di bank sampah para nasabah diajarkan untuk memilah barang yang satu jenis, tidak boleh sampah Styrofoam, mika dan kemasan kopi.
Selanjutnya sampah itu ditimbang dan hasilnya dicatat dibuku tabungan.

Sampah itu dijual kembali kepada pengepul, yang nantinya uang tabungan tersebut diberikan kepada anggota dan sebagian keuntungannya dibagikan untuk membayar guru mengaji dan guru sekolah madrasah diniyah.
Kini bank sampah Sauyunan sudah dilaunching dan di dukung oleh pemerintah desa. Tujuannya sangat sangat, selain bisa membuka peluang lapangan kerja bagi para penganggur, namun sudah mampu membantu warga sekitar.
Pengolaan sampah melalui bank sampah di kampung ini pertama kali dilakukan pada bulan Juni.

Berkat keberhasilnnya, pihak desa akan bekerja sama dengan memberikan bantuan modal melalui badan usaha milik desa (Bumdes).



TAG :

Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x