Kompas TV internasional kompas dunia

3 Mei, Niccolo Machiavelli lahir, Benarkah Penganjur Politik Halalkan Segala Cara?

Kompas.tv - 3 Mei 2023, 12:33 WIB
3-mei-niccolo-machiavelli-lahir-benarkah-penganjur-politik-halalkan-segala-cara
Niccolo Machiavelli (Sumber:Kompas.com -)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Niccolò Machiavelli sudah sangat dikenal di dunia, sebab dia disebut sebagai pelopor dalam teori politik modern melalui sejumlah karyanya. Di antaranya yang terkenal adalah Il Principe (Sang Pangeran).

Pada 3 Mei 1469 dia lahir di Florence Italia. Ayahnya bernama Bernardo, dan keluarganya termasuk golongan terkemuka namun mengalami kebangkrutan.

Sebagai ahli hukum, dia menjalani profesinya secara diam-diam dengan menawarkan layanan berbiaya rendah guna menolong orang-orang yang berada dalam kondisi tak menguntungkan.

Baca Juga: Masyarakat Badui Bebas Gunakan Hak Politik di Pemilu 2024

Machiavelli hidup saat Italia terpecah ke dalam beberapa negara kecil yang saling berebut kekuasaan. Machivelli sendiri pernah terlibat dalam peperangan ketika membendung Cesare Borgia, putra dari Paus Alexander VI. Kemudian pernah menyerang Kaisar Roma Suci Maximilian I, hingga mengalahkan Pisa di 1509. 

Namun, Machiavelli menelan kekalahan ketika Wangsa Medici, yang dibantu Paus Yulius II, menyerang Florence pada Agustus 1512. Akibatnya dia mengalami hukuman dengan cara diikat di tiang gantungan. Namun dia segera dibebaskan. 

Dari berbagai pengalaman hidupnya, dia menuliskannya dalam beberapa buku. Misalnya, Il Principe yang terkenalyang berisi pedoman bagi penguasa untuk mengukuhkan kekuasaannya, atau seseorang yang ingin mendapat kekuasaan.

Machiavelli menganjurkan, penguasa tidak boleh dibenci. Namun dia harus melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan kekuasaannya. 

Machiavelli dalam bukunya, berkata, seorang penguasa harus membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang dia kuasai, bukan berdasarkan orang lain. Dia memberikan penjelasan tentang apakah perlu jika Seorang Penguasa dicintai ataukah ditakuti. "Yang terbaik ialah mendapatkan keduanya, dicintai dan ditakuti. Namun, jika tidak bisa, lebih baik ditakuti daripada dicintai," kata Machiavelli dalam bukunya. 


 

Banyak yang percaya bahwa Machiavelli adalah penganjur tujuan menghalalkan segala cara dalam meraih dan mempertahakan kekuasaan. Namun dalam buku cergam "Politik Kerakyatan Menurut Machiavelli" penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (1996), yang menyadur salah satu karyanya "Discorsi" hal itu hanyalah kesalahpahaman belaka.

"Yang hanya membaca Il Principe akan gampang keliru mengira bahwa Niccolo Machiavelli adalah pendukung politik kekuasaan, di mana tujuan menghalalkan segala cara," tulis buku itu. Namun sebenarnya tidak demikian, "Yang betul Machiavelli dalam Il Principe semata-mata membahas suatu masalah yang nyata dan penting, yaitu bagaimana merebut, mempertahankan, dan kehilangan kekuasaan."

Machiavelli hidup di era akhir renaisance alias kebangkitan bangsa Eropa dari kegelapan. Namun ekses dari renaisance berupa ambisi kekuasaan, menumpuk kekayaan, haus kemasyhuran dan sebagainya. Hal ini membuat rakyat ingin mengubah keadaan sampai masyarakat kembali dalam kesalehan. Hingga seorang pastor bernama Girolamo Savanarola tampil. Pastor ordo dominikan itu, sangat lihai berkhotbah mampu membuat pendukungnya menangis dan mendambakan kesalehan.

Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Sasar Basis Pemilih Jokowi di Pilpres

Namun saking fanatiknya, Savanarola dan para pengikutnya sampai memukuli penjudi, menangkapi para gadis yang terlalu menonjolkan buah dada dan perhiasan. Hal ini menimbulkan kemarahan di kalangan gereja hingga Savanarolla difitnah dan dibakar sampai mati pada 1498 atas keputusan Paus Alexander VI yang tak kalah cemarnya.

Nah, Machiavelli hidup dalam suasana perpolitikan yang sangat sangar dan mudah saling fitnah. Orang mudah dihasut dan diadu domba dan kekuasaan saling menjatuhkan. Semua kenyataan yang dia alami itu yang dia jadikan rujukan dalam menuangkan gagasannya tentang kekuasaan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x