Kompas TV nasional peristiwa

Kegagalan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Keriuhan Warganet dan Gocekan Para Politisi

Kompas.tv - 1 April 2023, 18:23 WIB
kegagalan-indonesia-jadi-tuan-rumah-piala-dunia-u20-keriuhan-warganet-dan-gocekan-para-politisi
Delegasi FIFA meninjau Stadion Gelora Bandung Lautan Api di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Kunjungan tersebut untuk melihat langsung kesiapan Stadion Gelora Bandung Lautan Api yang ditunjuk sebagai salah satu tempat latihan bagi tim yang berlaga pada ajang Piala Dunia U20 pada Mei 2023. (Sumber: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023 setelah federasi sepak bola dunia itu (FIFA) mencabutnya, Rabu (29/3/2023). Padahal Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir datang langsung menemui Ketua FIFA di Doha, Qatar untuk negosiasi.

Dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah menimbulkan keriuhan di tengah masyarakat. Banyak warga yang kecewa dengan keputusan tersebut dan menyalahkan pihak-pihak di Indonesia yang menolak kedatangan Timnas Israel sebagai biang keladi.

Pada 14 Maret 2023, muncul pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang menolak kehadiran Timnas Israel. Pandangan serupa juga diserukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pernyataan kedua tokoh ini diamplifikasi oleh sejumlah partai politik dan organisasi masyarakat sehingga menimbulkan sejumlah perdebatan.

Baca Juga: AHY Komentari Rugi Materiil Imbas Piala Dunia U20 Batal di RI: Itu Uang Siapa? Uang Rakyat

Pergolakan isu di media sosial makin ramai, seperti dipantau oleh Litbang Kompas melalui aplikasi Talkwalker pada 24-31 Maret 2023 dengan kata kunci “piala dunia” dan saringan bahasa Indonesia. Kata kunci ini lebih sering digunakan warganet dan media daring dibandingkan “U20”, “Piala Dunia U20”, ataupun “tuan rumah”. Hasilnya, terdapat 280.000 percakapan dan 2,4 juta interaksi di antara warganet dari berbagai media sosial.

"Narasi politik tidak dapat dilepaskan sebagai variabel yang mempengaruhi dalam keseluruhan isu ini. Pandangan pro dan kontra terhadap kedatangan timnas Israel pada akhirnya juga berpengaruh pada pandangan warganet yang terbelah di media sosial. Besarnya gelombang pro dan kontra inilah yang kemudian disinyalir menjadi halangan utama Ketua Umum PSSI Erick Thohir ketika bertemu Presiden FIFA Giovanni Vincenzo Infantino di Doha, Qatar untuk mempertahankan status tuan rumah Indonesia," demikian paparan Litbang Kompas seperti dikutip dari Kompas.id, Sabtu (1/4/2023). 

Dari kronologi percakapan di media sosial, narasi pro dan kontra dapat dipetakan menjadi beberapa pandangan. Narasi kontra pertama kali datang dari Partai Keadilan Sejahtera (24 Maret 2023) yang menolak kedatangan timnas Israel dengan alasan menjaga marwah bangsa dan komitmen kemanusiaan. Gagasan tersebut turut didukung sejumlah tokoh seperti Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, diikuti sejumlah perwakilan partai politik dan organisasi masyarakat.

Di tataran warganet, narasi kontra tersebut diperluas hingga membawa alasan konstitusi bangsa. Terlihat juga, akun pemberitaan media daring cenderung menyorot narasi kontra sehingga makin mengamplifikasi pandangan itu. Kelompok kontra ini menggunakan tagar #FreePalestine, #SavePalestine, #OpIsrael, dan #TolakTimnasIsrael di berbagai media sosial.

Sementara itu, narasi pro mulai muncul dari tanggapan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf dengan mempertanyakan alasan kelompok kontra yang menolak kedatangan Timnas Israel. Posisi pemerintah tetap mendukung penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dengan pernyataan resmi Presiden Joko Widodo pada 28 Maret 2023. Keberpihakan tersebut kemudian juga didukung oleh sejumlah tokoh seperti Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Listyo Sigit yang turut menjamin keamanan Piala Dunia U-20. Ada pula dukungan dari Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana yang memberikan pernyataan dasar argumen ideologis.

Selain mengutip pernyataan tokoh yang pro, warganet di kubu ini justru mengeluarkan asumsi liar terhadap kelompok yang kontra. Warganet di kubu pro menuding bahwa ada kepentingan politik di balik pernyataan para tokoh yang kontra, apalagi menjelang Pemilu 2024. Selain itu, warganet terus menyuarakan agar tidak dicampuradukkannya urusan politik dan agama dengan sepak bola melalui tagar di media sosial, seperti #GueBarengErickThohir, #BolaPemersatuBangsa, #U20HarusJadi, dan #KitaMauMainBola.

Baca Juga: PDI-P Bantah Ganjar dan Wayan Koster Jadi Penyebab Piala Dunia U20 Batal: Masalahnya di FIFA!



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x