Kompas TV nasional humaniora

Masjid Al Muqorrobin & Gereja Kristen Muria Indonesia, Simbol Toleransi di Pati: Seduluran Selawase

Kompas.tv - 31 Maret 2023, 11:13 WIB
masjid-al-muqorrobin-gereja-kristen-muria-indonesia-simbol-toleransi-di-pati-seduluran-selawase
Masjid Al Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia di Desa Winong, Kecamatan Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tenga (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Masjid Al Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) yang berada di Desa Winong, Kecamatan Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tepatnya di kompleks Perumahan Griya Kusuma Mukti di tepi Jalan Kolonel Sunandar, tampak berdiri berhadap-hadapan. 

Menara masjid dan bangunan gereja dengan simbol salib merah, terlihat menonjol dan jelas.

Namun, meski sama-sama terlihat jelas tidak pernah terdengar ada gesekan. Sebaliknya, masyarakat di sana bisa bersikap rukun dan toleransi antarumat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

"Berdirinya Masjid Al Muqorrobin memang belum lama, sekitar tahun 2002. Sedangkan sebelumnya sudah berdiri gereja," kata Ketua Takmir Masjid Al Muqorrobin Winong di Pati, dikutip dari Antara Jumat (31/3/2023).

Baca Juga: Mahfud MD: Ceramah Politik di Masjid atau Gereja Boleh, Asalkan Politik Kebangsaan

Sejak awal masjid dibangun, kata dia, tanah yang tersedia memang berhadapan langsung dengan gereja yang hanya dipisahkan oleh jalan. Namun, antara pengurus masjid dan gereja saling bertoleransi dan hormat menghormati.

Ketika ada kegiatan ibadah di masjid yang kebetulan bersamaan dengan kegiatan di gereja, maka dikomunikasikan dengan pengurus gereja. Sebelumnya pernah terjadi ketika pelaksanaan salat Idulfitri bersamaan dengan kegiatan umat Kristiani di gereja.

"Karena pelaksanaan Salat Id harus dilaksanakan pagi hari, maka kami berkoordinasi dengan pihak gereja," ujarnya.

Jalan yang menjadi pemisah bangunan masjid dan gereja juga digunakan untuk salat Jumat karena jumlah jamaah yang cukup banyak sehingga harus memanfaatkan jalan setempat yang sebelumnya di keramik.

Sedangkan keberadaan tempat parkir milik masjid juga dipersilahkan digunakan untuk parkir kendaraan jemaat gereja saat ada kegiatan peribadatan.


 

Sementara itu, Pendeta Gereja GKMI Winong Didik Hartono membenarkan bahwa antara umat Muslim dan Kristiani memang saling membantu.

Ketika kebaktian jemaat gereja yang membawa kendaraan bisa parkir di halaman masjid dan sebaliknya. Saat jamaah masjid cukup banyak juga bisa memanfaatkan halaman gereja.

Keberadaan gereja dan masjid yang berdekatan, kata dia, tentunya menjadi simbol kerukunan antar umat beragama. Terlebih saat ini ada kanopi yang dibangun pengurus masjid hingga mencapai bangunan gereja sejak delapan tahun yang lalu.

"Harapannya tentu hal itu menjadi simbol persaudaraan atau istilah Jawa 'seduluran selawase' atau menjadi saudara selamanya, meski ada perbedaan agama tetapi kita tetap bersaudara," ujarnya.

Bahkan, kata dia, kehidupan dua umat beragama yang berbeda di Desa Winong yang begitu harmonis dan adanya bangunan dua tempat ibadah umat berbeda yang berdekatan, menarik warga asing untuk melihatnya secara langsung kehidupan beragama di tengah keberagaman. 

Baca Juga: Masjid Roudhotul Muchlisin di Jember Bergaya Turki

Di antaranya, kunjungan pendeta dari Amerika pada bulan Juli 2022 dan dosen dari perguruan tinggi ternama di Amerika pada bulan Oktober 2022 untuk melihatnya secara langsung, sekaligus berdiskusi dengan warga Desa Winong, baik dari yang beragama Kristen maupun Islam.


 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x