Kompas TV lifestyle kesehatan

Puasa jadi Momen Belajar Kendalikan Emosi, Psikolog Unair: Ada Social Support

Kompas.tv - 27 Maret 2023, 18:00 WIB
puasa-jadi-momen-belajar-kendalikan-emosi-psikolog-unair-ada-social-support
Ilustrasi marah. (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Purwanto

SURABAYA, KOMPAS.TV - Psikolog dari Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. Nurul Hartini, S.Psi., M.Kes mengatakan bahwa puasa Ramadan merupakan momen yang tepat bagi seseorang untuk belajar mengendalikan emosinya.

Itu menjadi salah satu manfaat besar dari puasa, selain untuk ibadah dan manfaat kesehatan. Nurul mengatakan, Ramadan merupakan bulan pelatihan mengendalikan emosi dalam diri.

Pengendalian emosi di bulan puasa menjadi lebih mudah karena adanya situasi kebersamaan atau social support yang membuat individu mampu mengelola emosinya dengan baik.

Baca Juga: Ada Larangan Buka Puasa Bersama ASN, Pemkab Pamekasan Kaji Ulang Kegiatan Safari Ramadan

Nurul menjelaskan, dukungan sosial itu tumbuh karena lingkungan yang positif, yang saling mengingatkan satu sama lain. Tak hanya itu, emosi juga termasuk salah satu hal yang harus ditahan ketika seseorang tengah berpuasa.

“Ketika kita menjalankan ibadah puasa sunah sebelum bulan Ramadan itu serba sendiri. Tapi, di bulan Ramadan ini semua umat Islam berpuasa,” kata Nurul, dikutip dari laman resmi unair.ac.id, Senin (27/3/2023).

“Artinya, ada situasi bareng-bareng untuk meningkatkan keimanan. Jadi, suasananya saling mengingatkan. Ketika kita lupa minum atau marah saat puasa, akan ada pengingat dari saudara dan teman-teman sekitar,” sambung dia.

Social support tersebut juga mampu memberikan dampak yang baik dalam hal pengembangan kepribadian dan proses berpikir individu. Individu akan terbantu dalam mengelola emosi hingga caranya berperilaku.

“Ramadan adalah bulan pelatihan yang membuat kognisi, emosi, dan perilaku seseorang dibentuk jadi orang yang bertakwa,” tutur Nurul.

Baca Juga: Sering Sembelit Saat Puasa Ramadan? Ini Penyebab dan 5 Cara Mengatasinya

Nurul menambahkan, ibadah puasa memiliki tiga tingkatan, yakni puasa sebagai kewajiban dan puasa agar terhindar dari hukuman. Tingkatan tertinggi adalah puasa sebagai jalan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.

“Bulan puasa adalah bulan untuk berproses menyucikan diri. Semua rangkaian ibadah selama bulan Ramadan adalah sesuatu yang sangat istimewa, utamanya yaitu ibadah puasa,” pungkas ketua Airlangga Assessment Center (AAC) itu.



Sumber : unair.ac.id

BERITA LAINNYA



Close Ads x