Kompas TV internasional kompas dunia

AS Ancam TikTok, Bakal Keluarkan Larangan jika Pemilik di China Tak Melepas Sahamnya

Kompas.tv - 16 Maret 2023, 14:21 WIB
as-ancam-tiktok-bakal-keluarkan-larangan-jika-pemilik-di-china-tak-melepas-sahamnya
Perusahaan media sosial TikTok. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengancam bakal mengeluarkan larangan ke TikTok.

Larangan tersebut akan diaktifkan AS, jika perusahaan pemilik TikTok, ByteDance yang berasal dari China tak mau melepaskan media sosial itu.

Dikutip dari The Guardian, Rabu (15/3/2023), langkah tersebut merupakan yang paling dramatis dari sejumlah eskalasi dari pejabat AS dan anggota parlemennya.

Hal itu terkait ketakutan jika data dari pengguna AS yang dimiliki perusahaan akan diberikan kepada Pemerintah China.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Tiba di Jepang, Lawatan Pertama Dalam 12 Tahun

Ini juga muncul di tengah reaksi global terhadap aplikasi berbasis video popular atas kekhawatiran tentang potensi mata-mata China.

Selain AS, Inggris, Kanada dan Australia baru-baru ini bergerak untuk melarang aplikasi tersebut dari telepon pemerintah.

AS sendiri telah melarang TikTok pada peralatan Pemerintah Federal, tetapi ancaman ini menandai untuk pertama kalinya di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, adanya potensi pelarangan TikTok.

Namun, larangan AS akan menghadapi rintangan hukum yang signifikan.

Pendahulu Biden, Donald Trump telah melarang TikTok pada 2020, tetapi diblokir oleh pengadilan.

Juru Bicara TikTok, Brooke Oberwettetr mengatakan bahwa perusahaan itu telah mendengar dari Komite Investasi Asing di AS (CFIUS) yang dipimpin Departemen Keuangan AS, menuntut agar pemilik aplikasi di China menjual saham mereka.

Jika tidak melakukannya, mereka akan menghadapi kemungkinan pelarangan aplikasi media sosial itu di AS.

Baca Juga: Hubungan Indonesia-Israel: PM Israel Sempat Kunjungi Jakarta, Indonesia Kukuh Menolak Normalisasi

“Jika melindungi keamanan nasional adalah objektif, divestasi tidak akan menyelesaikan masalah,” bunyi pernyataan Oberweter.

“Perubahan kepemilikan tidak akan memaksakan pembatasan baru pada aliran data atau akses,” ujarnya.

TikTok merupakan salah satu media sosial popular dengan lebih dari 100 juta pengguna di AS.

Seperti diungkapkan The Journal, kepemilikan saham ByteDance sebanyak 60 persen dimiliki oleh investor global.

Sementara itu, pegawai memiliki kepemilikan saham 20 persen, begitu juga dengan pendirinya.



Sumber : The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x