Kompas TV nasional hukum

Ekspresi Mario saat Rekonstruksi Penganiayaan David, Pakar: Bukan Penyesalan tapi Sifat Egosentris

Kompas.tv - 12 Maret 2023, 21:33 WIB
ekspresi-mario-saat-rekonstruksi-penganiayaan-david-pakar-bukan-penyesalan-tapi-sifat-egosentris
Tersangka Mario Dandy Satriyo saat melakukan rekonstruksi penganiayaan terhadap David Ozora di Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2023). (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai ekspresi yang ditunjukkan Mario Dandy Satriyo (MDS) dalam rekonstruksi penganiayaan David Ozora pada Jumat (10/3/2023), bukan bentuk penyesalan tapi justru sifat egosentris. 

Meski sering kali terlihat menunduk dan bahkan menangis dalam proses rekonstruksi, Kirdi mengatakan Mario hanya sedang memikirkan dirinya sendiri, bukan apa yang telah dia perbuat.

Ia membandingkan ekspresi Mario dengan tersangka lainnya yang juga temannya, Shane Lukas.

"Jadi kalau dilihat, kita tidak bisa baca ekspresi Mario Dandy sendiri. Kalau kita bandingkan tundukannya Mario Dandy dengan tundukannya Shane, itu bedanya dua," kata Kirdi dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Minggu (12/3/2023).

"Satu, dari awal itu Shane sudah menunduk, menandakan dia sudah menghindari paparan visual dari awal. Sementara kalau kita lihat Mario Dandy, baru sekarang menunduknya dan itu tidak sedalam Shane Lukas."

"Itu artinya apa yang dia rasakan itu, dia hanya menghindari paparan visual yang berhubungan dengan dirinya, bukan karena penyesalan," jelasnya. 

"Jadi yang ditampilkan oleh MDS, itu adalah posisi ketika dia sebetulnya concerned kepada dirinya, bukan apa yang sudah dia lakukan."

"Kalaupun ada dia merasa tidak nyaman dengan apa yang dia lakukan, itu sangat sedikit sekali dibandingkan dengan dia merasa 'terancam' tentang apa yang akan terjadi pada dirinya."

"Sekali lagi, ini egosentris sekali orang-orang ini. Jadi itu yang terlihat."

Baca Juga: Berkaca pada Kasus Mario Dandy, Kriminolog Beberkan Empat Hal yang Dapat Kontrol Perilaku

Lebih lanjut, Kirdi menjelaskan, apa yang dilakukan Mario selama rekonstruksi itu merupakan kekhawatiran dirinya atas apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Mario disebut mulai menyadari ia tidak memiliki perlindungan. 

"Di sini artinya, rasa tidak nyaman, menghindari paparan visual, itu bukan karena menyesal. Saya sebut dirinya egosentris itu karena dia hanya khawatir terhadap dirinya," lanjutnya. 

"Dia enggak peduli mau anak orang bagaimana nasibnya, dia enggak menyesal," tutur Kirdi. 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x