Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Dubes Rusia untuk Indonesia: Ukraina Hanyalah Boneka Negara-Negara Barat

Kompas.tv - 1 Februari 2023, 13:21 WIB
dubes-rusia-untuk-indonesia-ukraina-hanyalah-boneka-negara-negara-barat
Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgiena Vorobieva menyebut pemerintah Ukraina hanyalah boneka negara-negar barat.

Selepas pecah perang di Ukraina, Vorobieva memiliki pandangan bahwa Rusia tidak hanya 'melawan' Ukraina semata. 

Menurutnya, Moskwa juga berhadapa dengan kekuatan-kekuatan lain, yakni Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlanti Utara atau NATO. 

Baca Juga: Merasa Terancam Rusia, Negara-Negara Baltik Dukung Ukraina Diberi Jet Tempur

Vorobieva menyebut keputusan-keputusan pemerintahan Ukraina tidak dibuat oleh pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenksyy, tetapi entitas kekuatan lain di belakangnya. 

”Pemerintah Ukraina hanyalah boneka yang dikendalikan oleh negara-negara Barat. Krisis ini bukan tentang Ukraina. Ukraina hanyalah korban dan itu adalah tragedi bagi rakyatnya,” tutur Vorobieva dikutip dari wawancara ekslusif Harian KompasRabu (1/2/2023). 

Menurut Vorobieva, AS beserta negara-negara anggota NATO semakin bernafsu mendominasi tata kelola geopolitik global. 

”Kami tidak setuju dengan dominasi Barat. Kami mengajukan model geopolitik lain,” sambungnya. 

Baca Juga: Prancis dan Belanda Tidak Tutup Kemungkinan Kirim Jet Tempur ke Ukraina, Namun Belum ada Permintaan

Lebih lanjut, Vorobieva menegaskan Rusia tidak sepaka bahwa tata kelola global diatur oleh satu kelompok kecil negara yang merasa punya hak untuk berkuasa. 


 

Perempuan berusia 59 tahun itu merasa yakin, pandangan Rusia soal tatanan global yang mendukung mulitpolarisme, akan didukung banyak negara. 

Indikator yang dipakai Vorobieva adalah minimnya negara-negara yang turut dalam rezim sanksi AS dan Uni Eropa atas Rusia.

”Mayoritas negara-negara di Asia, Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, termasuk negara-negara Muslim yang tidak ikut serta dalam rezim sanksi tersebut,” katanya.

Baca Juga: AS Tegaskan Tidak akan Berikan F-16 ke Ukraina, Prancis dan Australia Siap Bikin Peluru Artileri

Terlepas dari itu, kala para tentara Rusia terus menggencarkan tekanan ke Kota Bahkmut, Ukraina tak hentinya berusaha mendaaptkan dukungan militer Barat. 

Selain pasokan tank, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga mengatakan sedang berupaya mendapatkan bantuan jet tempur serta peluru kendali (rudal) jarak jauh. 

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.id

BERITA LAINNYA



Close Ads x