Kompas TV regional berita daerah

Mengenal Klenteng Marga Tan, Wie Hwie Kiong di Pecinan Semarang

Kompas.tv - 20 Januari 2023, 12:53 WIB
Penulis : KompasTV Jateng

SEMARANG, KOMPAS.TV - Kota seribu kelenteng sudah menjadi jargon yang identik dengan Kota Semarang, Jawa Tengah. Keberadaan kelenteng di Kota Semarang ini memiliki bermacam jenis, yaitu kelenteng umum dan kelenteng pribadi.

Kelenteng Wie Hwie Kiong adalah salah satu kelenteng pribadi yang dikhususkan untuk peribadatan marga Tan di Kota Semarang. Kelenteng yang terletak di Jalan Sebandaran, Kawasan Pecinan, Kota Semarang, Jawa Tengah ini sudah berdiri sejak abad ke-18 atau tahun 1814. Kelenteng ini didirikan oleh seorang saudagar kaya peranakan Cina bernama Tan Tiang Tjhing (dibaca Tan Tiang Ching) untuk memuja leluhurnya yang bermarga Tan, sehingga Kelenteng Wie Hwie kiong lebih dikenal dengan nama Kelenteng She Tan yang berarti kelenteng marga Tan.

Menurut kisah peranakan Cina, marga Tan memiliki leluhur bernama Tan Gwan Kong yang semasa hidupnya dipercaya merupakan sosok yang adil, bijaksana, dan mensejahterakan masyarakat karena dapat membangun peradaban masyhur di wilayah Zhangzhou, China sehingga diberi gelar Gay Tjiang Seng Ong (dibaca Tie Ceng Seng Ong) atau dewa perang dan pembangunan. Gay Tjiang Seng Ong ini kemudian dipilih sebagai dewa pelindung dan menjadi panutan bagi marga Tan.

Untuk membangun kelenteng, Tan Tiang Tjhing mendatangkan semua bahan bangunan dari negeri Tiongkok dengan menggunakan kapal laut. Kemegahan lain dari Kelenteng Wie Hwie Kiong ini adalah arsitektur yang masih mempertahankan keasliannya. Di setiap sudut kelenteng tidak luput dari ornamen ukiran asli Cina.

“Panembahan agung ini yang diagungkan karena mereka berpedoman ingin sama dengan beliau. Katakanlah dagangnya lancar, secara kesejahteraannya itu adil untuk masyarakat sekitarnya,”kata Hadi Winarto, mantan pengurus Kelenteng Wie Hwie Kiong.

Hanya terdapat satu leluhur yang dibuka khusus dan boleh digunakan oleh marga Tan yakni Tan Kha Pee yang dipercaya dapat membantu untuk memberi keputusan yang bijaksana. Seiring berjalannya waktu, Kelenteng Wie Hwie Kiong kini dibuka untuk umum.

Sayangnya, kini kondisi Kelenteng Wie Hwie Kiong membutuhkan perhatian lebih, beberapa bagian bangunan memerlukan pemugaran karena dimakan usia, salah satunya adalah tiang yang tidak lagi seimbang. Salah satu bagian tiang tenggelam karena tidak kuat menopang bangunan dan beberapa tiang juga diganti karena sudah lapuk. 

Meskipun tidak sekondang Kelenteng Sam Poo Kong ataupun Kelenteng Tay Kak Sie, kelenteng pribadi seperti Wie Hwie Kiong ini perlu diperhatikan, mengingat bangunan ini adalah salah satu warisan budaya.

“Yang kelenteng bersejarah saja tidak begitu diperhatikan sama pemerintah. Beruntung, orang-orang Cina masih punya peduli,”ujar Eko Punto, dosen antropologi Universitas Diponegoro.

Asimilasi budaya di Indonesia memang cepat terjadi, namun masa depan kelenteng adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya menjadi tanggung jawab anak cucu dari leluhur satu golongan saja. Diperlukan peran pemerintah dan masyarakat demi menyelamatkan aset sejarah yang berharga karena dari sejarahlah kita dapat menemukan jati diri bangsa.

#kelentengwiehwiekiong #semarang #kelentengsampookong



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x