Kompas TV internasional kompas dunia

Warga China Ramai-ramai Beralih ke Pengobatan Tradisional untuk Melawan Gejala Covid-19

Kompas.tv - 20 Januari 2023, 12:17 WIB
warga-china-ramai-ramai-beralih-ke-pengobatan-tradisional-untuk-melawan-gejala-covid-19
Makin banyak warga China beralih ke pengobatan tradisional jadul untuk melawan sakit dan nyeri akibat virus Covid-19. Ini terjadi ketika Covid-19 menyerang populasi China yang sangat besar, membuat jutaan orang sakit dan memicu kekurangan obat-obatan (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

BEIJING, KOMPAS.TV - Makin banyak warga China beralih ke pengobatan tradisional jadul untuk melawan sakit dan nyeri akibat virus Covid-19. Ini terjadi ketika Covid-19 menyerang populasi China yang sangat besar, membuat jutaan orang sakit dan memicu kekurangan obat-obatan, seperti laporan Straits Times, Selasa, (20/1/2023)

Presiden Xi Jinping selama ini mempromosikan pengobatan tradisional Tiongkok TCM Traditional Chinese Medicine sejak awal pandemi, sementara pejabat kesehatan memuji “peran pentingnya” dalam memerangi virus corona.

Mencakup berbagai perawatan mulai dari obat herbal dan pijat hingga akupunktur dan diet, TCM digunakan selama ribuan tahun untuk mengobati segala macam penyakit.

Kritikus mengatakan itu pseudoscientific dan tidak efektif dalam mengobati penyakit yang sebenarnya, dan hanya ada sedikit data peer-review atau data sejawat untuk mendukung klaim kemanjurannya.

Tetapi jutaan orang di China menggunakannya, seringkali bersamaan dengan pengobatan modern untuk meringankan gejala.

Konsultan Beijing Yu Lei, 38, mengalami demam setelah tertular Covid-19, jadi dia membuat teh herbal dengan sifat anti-inflamasi terkenal yang mengandung ranting cassia, sejenis kayu manis Cina, akar peony, akar manis, jujubes, dan jahe.

“Di keluarga, kami sering menggunakan obat-obatan Tiongkok,” katanya seperti dikutip Straits Times, seraya menambahkan demamnya mereda setelah meminum minuman tersebut.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Xi Jinping Terbuka soal Kekhawatiran Covid di Pedesaan China Saat Mudik Imlek

Makin banyak warga China beralih ke pengobatan tradisional jadul untuk melawan sakit dan nyeri akibat virus Covid-19. Ini terjadi ketika Covid-19 menyerang populasi China yang sangat besar, membuat jutaan orang sakit dan memicu kekurangan obat-obatan (Sumber: AP Photo)

Menurut pengikut seperti Yu, TCM memiliki lebih sedikit efek samping dan bekerja lebih lambat untuk mengatur tubuh, daripada obat-obatan Barat yang "melawan gejala tetapi tidak melawan sumber penyakit".

Beijing mendesak otoritas lokal untuk "secara aktif dan objektif mempublikasikan peran dan kemanjuran TCM dalam pengobatan Covid-19".

Namun, Profesor Ben Cowling, ketua epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong, mengatakan "Kami tidak tahu apakah perawatan ini efektif atau tidak, karena belum dipelajari dalam uji klinis."

"Saya tidak akan mengesampingkan kemungkinan bahwa beberapa dari mereka efektif, tetapi saya juga tidak akan mengesampingkan kemungkinan bahwa beberapa dari mereka bahkan mungkin berbahaya."

Organisasi Kesehatan Dunia WHO hanya merekomendasikan pengobatan Covid-19 yang didasarkan pada obat-obatan kimia. Terkait TCM, WHO mengatakan pihaknya menyarankan negara-negara untuk "mengumpulkan bukti dan data yang dapat dipercaya tentang praktik dan produk pengobatan tradisional".

Pengobatan Barat tetap menjadi mode perawatan yang disukai di China, tetapi para pendukung TCM mengatakan menggabungkan keduanya efektif dalam mengobati Covid-19.

Dr Liu Qingquan, direktur Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Beijing mengatakan mereka "saling melengkapi dan dapat mengatasi demam, nyeri sendi, kelelahan, sakit tenggorokan, batuk dan gejala lainnya".

Baca Juga: Rayakan Imlek, Presiden China Xi Jinping Berbicara Secara Virtual dengan Rakyatnya

Presiden China Xi Jinping. Makin banyak warga China beralih ke pengobatan tradisional jadul untuk melawan sakit dan nyeri akibat virus Covid-19. Ini terjadi ketika Covid-19 menyerang populasi China yang sangat besar, membuat jutaan orang sakit dan memicu kekurangan obat-obatan (Sumber: Channel News Asia)


Sumber : Kompas TV/Straits Times

BERITA LAINNYA



Close Ads x