Kompas TV internasional kompas dunia

Kecelakaan Pesawat Nepal: Catatan Buruk Pesawat ATR 72 dan Penerbangan Sipil Nepal

Kompas.tv - 16 Januari 2023, 19:14 WIB
kecelakaan-pesawat-nepal-catatan-buruk-pesawat-atr-72-dan-penerbangan-sipil-nepal
Tim penyelamat menyisir lokasi jatuhnya pesawat penumpang di Pokhara, Nepal, pada Senin, 16 Januari 2023. Pesawat yang membawa 72 orang, jatuh ke jurang saat mencoba mendarat di Pokhara pada Minggu, 15 Januari 2023. Sedikitnya 68 orang tewas. (Sumber: AP Photo/Yunish Gurung)

KATHMANDU, KOMPAS.TV - Kecelakaan pesawat di dekat Pokhara, Nepal pada Minggu (15/1/2023) lalu menewaskan 68 orang dari 72 penumpang. Insiden ini menambah catatan buruk penerbangan Nepal dan pesawat tipe ATR 72.

Melansir Associated Press, pesawat Yeti Airlines yang jatuh dalam penerbangan dari Kathmandu ini berjenis ATR 72 bermesin ganda. Pesawat mengalami kecelakaan saat menempuh penerbangan 27 menit dari Kathmandu.

Pesawat jenis ATR 72 diketahui beberapa kali terlibat kecelakaan mematikan beberapa tahun terkini. Pesawat jenis ini dibuat pada 1980-an oleh sebuah kemitraan Prancis-Italia.

Di Taiwan, tercatat ada dua kecelakaan yang melibatkan ATR 72-500 dan ATR 72-600 beberapa tahun lalu.

Baca Juga: 5 Fakta Kecelakaan Pesawat di Nepal: Korban Terbakar Hidup-Hidup, Kotak Hitam Ditemukan

Pada Juli 2014, pesawat ATR 72-500 yang dioperasikan TransAsia mengalami kecelakaan di kepulauan Pengchu, wilayah antara Taiwan dan China, menewaskan 48 orang. Sedangkan pada Februari 2015, pesawat ATR 72-600 dari maskapai yang sama jatuh usai lepas landas dari Taipei.

Pesawat ATR-72-600 itu mengalami gagal mesin dan mesin kedua diduga tak sengaja dimatikan. Pesawat ini jatuh dan menabrak sebuah taksi, menewaskan total 43 orang.

Dua kecelakaan itu membuat otoritas Taiwan memutuskan semua pesawat seri ATR 72 diparkir untuk sementara waktu. Maskapai TransAsia sendiri kemudian bangkrut.

Sementara itu, menurut data FlightRadar, pesawat yang ATR 72-500 yang mengalami kecelakaan pesawat di Nepal berusia 15 tahun dan "dilengkapi transponder tua dengan data yang tidak reliabel."

Pesawat yang jatuh di ngarai itu sebelumnya dioperasikan maskapai India, Kingfisher Airlines dan maskapai Thailand, Nok Air sebelum dipakai Yeti Airlines sejak 2019.

Di lain sisi, kecelakaan ini menambah panjang catatan hitam penerbangan sipil Nepal. Sejak 1946, telah ada 42 kecelakaan pesawat fatal di negara pegunungan Himalaya ini.

Pada 2019 lalu, Badan Penerbangan Sipil Nepal merilis laporan yang menyinggung "topografi berbahaya" dan "pola cuaca yang beraneka" sebagai tantangan utama penerbangan sipil. 

Antara 2009-2018, di Nepal, 37% kecelakaan penerbangan disebabkan oleh kesalahan pilot. Setengah dari total kecelakaan yang ada terjadi ketika pesawat tengah "dalam fase perjalanan."

Akibat catatan negatif penerbangan sipil di Nepal, Uni Eropa melarang maskapai-maskapai Nepal melakukan penerbangan ke negara-negara anggota. Alasannya adalah standar keamanan yang dinilai lemah.

Baca Juga: Kotak Hitam Pesawat yang Jatuh di Nepal dan Tewaskan 68 Orang Ditemukan, Kondisinya Bagus

 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x