Kompas TV regional peristiwa

Cegah Penyebaran Demam Babi Afrika, Pemkab Lembata Larang Warga Bawa Ternak dari Luar Daerah

Kompas.tv - 14 Januari 2023, 14:53 WIB
cegah-penyebaran-demam-babi-afrika-pemkab-lembata-larang-warga-bawa-ternak-dari-luar-daerah
Sejumlah babi yang mati akibat terserang penyakit African swine fever (ASF) atau demam babi Afrika di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, NTT. (Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sikka via Antara)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

KUPANG, KOMPAS.TV - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengumumkan larangan membawa ternak atau produk olahan babi dari luar daerah. Hal tersebut guna mencegah penyebaran demam demam babi Afrika atau African swine fever (ASF).

"Dilarang keras membawa ternak babi dan produk babi berupa daging babi, sei, dendeng, sosis, roti babi, ataupun olahan daging babi lainnya dari luar Kabupaten Lembata," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanisius Tuaq, Sabtu (14/1/2023), dikutip Antara.

Menurut Kanisius, kematian babi terkait ASF marak kembali pada awal 2023 di Maumere, Kabupaten Sikka; Larantuka dan Adonara di Kabupaten Flores Timur; Kota Kupang; serta daratan Pulau Timor.

Warga yang kembali dari perjalanan ke daerah-daerah tersebut dilarang membawa ternak ataupun olahan daging babi lainnya masuk Lembata.

Baca Juga: Ribuan Babi di Medan dan Deli Serdang Mati Mendadak

Warga juga dilarang memotong atau menjual daging babi yang sakit atau mati. Babi yang mati diminta untuk dikubur dan tidak dibuang ke tempat umum seperti laut, saluran air, sungai, atau jalan.

Kanisius menambahkan, warga diimbau melapor kepada petugas kesehatan hewan atau Dinas Pertanian setempat jika menemukan babi yang sakit atau mati.

Untuk meminimalkan potensi penularan ASF, warga pun diminta menjaga kebersihan kandang dan tidak memberi makan ternak babi dengan produk olahan berbahan daging babi maupun limbah cucian daging.

"Warga juga perlu menghindari kontak langsung dengan ternak babi yang sakit atau yang sudah mati untuk meminimalisir potensi penularan penyakit," kata Kanisius.

Baca Juga: Kronologi Babi Masuk Kantor Dinas Lingkungan Hidup DK, Asal-usul Masih Misterius


 



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x