Kompas TV nasional politik

Pengamat: Rencana Reshuffle Kabinet Jokowi Cenderung Politis karena NasDem Usung Anies

Kompas.tv - 5 Januari 2023, 17:42 WIB
pengamat-rencana-reshuffle-kabinet-jokowi-cenderung-politis-karena-nasdem-usung-anies
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/10/2022), (Sumber: BIRO PERS SEKRETARIAT PRESIDEN)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS TV - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai rencana reshuffle atau kocok ulang kursi Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, cenderung bernuansa politis. 

Menurut dia, salah satu penyebabnya, lantaran Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024. 

Baca Juga: Saat Sekjen NasDem Pilih Pasrah Bila Nanti Terkena Reshuffle oleh Presiden Jokowi

"Saya melihat reshuffle kali ini adalah sebuah keniscayaan. Karena bukan hanya ada pertarungan antara PDIP dan NasDem, tapi reshuffle kali ini lebih kepada politis karena adanya pencapresan Anies Baswedan," kata Ujang dalam video yang diterima Kompas TV, Kamis (5/1/2023). 

Ia menyebut, NasDem harus dapat menerima konsekuensi kadernya terdepak dari jajaran pembantu presiden karena mengusung Anies sebagai capres. 

"Oleh karena itu, isu yang berkembang sekarang ini yang akan diganti adalah menteri dari NasDem. Tentu, itu harus diterima sebagai konsekuensi pencapresan Anies." 

"Kita tahu bahwa Anies adalah antitesis Jokowi, di situ ketidaksukaan presiden terhadap pencapresan Anies. Bila nanti di-reshuffle, itu tidak di luar dugaan, karena sudah diprediksi," ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia itu.

Ujang menambahkan, alasan kepala negara mencopot menteri dari partai politik (parpol) besutan Surya Paloh itu lantaran sejumlah elite PDIP telah berulang kali mengatakan kader-kader NasDem yang duduk di kabinet harus segera dievaluasi. 

"Reshuffle itu harus ada dasarnya, karena kinerja itu bisa dinilai objektif dan subjektif. Kalau objektif bisa dinilai berdasarkan kinerja dan landasan ilmiah." 

"Kalau subjektif bisa dicari-cari bahwa tidak bagus kinerjanya. PDIP sendiri anggap dua orang kader Partai NasDem kinerjanya buruk dan layak dievaluasi. Pak Jokowi bisa saja mengambil dasar itu," ujarnya. 

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut, Presiden Jokowi berkemungkinan akan melakukan reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada bulan ini. 

"(Reshuffle) Mungkin Januari ini, kita tunggu bareng-bareng ya," kata Ngabalin, Kamis (5/1/2023), seperti dikutip dari Kompas.com

Baca Juga: Terkuak, Ali Ngabalin Sebut Kemungkinan Jokowi Bakal Lakukan Reshuffle pada Januari Ini

Ia meminta kepada menteri yang nantinya dicopot oleh Presiden Jokowi dalam reshuffle agar tetap semangat dan berterimakasih kepada kepala negara.

"Tetap semangat dan harus berterimakasih pada Presiden saat diangkat dan diberhentikan oleh beliau," katanya.


 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x