Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Menlu China Isyaratkan Hubungan Rusia dan China akan Makin Intim

Kompas.tv - 26 Desember 2022, 02:05 WIB
menlu-china-isyaratkan-hubungan-rusia-dan-china-akan-makin-intim
Menteri Luar Negeri China Wang Yi membela apa yang dikatakannya sebagai posisi ketidakberpihakan negaranya dalam perang di Ukraina, dan mengisyaratkan hubungan Rusia-China akan makin intim, di mana China akan memperdalam hubungan dengan Rusia di masa mendatang. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

BEIJING, KOMPAS.TV - Menlu China Wang Yi menegaskan posisi ketidakberpihakan negaranya dalam perang di Ukraina. Menlu Wang Yi juga mengisyaratkan hubungan Rusia dan China akan makin intim, di mana China akan memperdalam hubungan dengan Rusia di masa mendatang.

Wang, berbicara melalui video pada sebuah konferensi di ibu kota China juga menyalahkan Amerika atas memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan China, dengan mengatakan, "China dengan tegas menolak kebijakan Amerika Serikat yang salah tentang China," seperti dilansir Associated Press, Minggu (25/12/2022).

China menolak tekanan Barat pada perdagangan, teknologi, hak asasi manusia dan klaimnya atas petak luas Pasifik barat, dan menuduh AS melakukan intimidasi.

Penolakannya untuk mengutuk serangan ke Ukraina dan bergabung dengan yang lain dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia semakin merusak hubungan dan memicu perpecahan yang muncul dengan sebagian besar Eropa.

Wang mengatakan China akan memperdalam rasa saling percaya strategis dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan Rusia. Kapal perang dari kedua negara mengadakan latihan angkatan laut bersama di Laut China Timur pekan lalu.

"Sehubungan dengan krisis Ukraina, kami secara konsisten menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar objektivitas dan ketidakberpihakan, tanpa memihak salah satu pihak, atau menyiram bensin ke dalam api, apalagi mencari keuntungan egois dari situasi tersebut," kata Wang dalam pidato resmi sambutannya.

Baca Juga: China dan Rusia Gelar Latihan Tempur AL Bareng, Panglima Militer Rusia: Reaksi Alami Agresivitas AS

Presiden China Xi Jinping (kanan) dengan eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev bertemu di China, Rabu (21/12/2022). (Sumber: Xinhua/Liu Weibing)

Bahkan saat China menemukan titik temu dengan Rusia karena keduanya berada di bawah tekanan Barat, masa depan ekonominya tetap terikat pada pasar dan teknologi Amerika dan Eropa.

Pemimpin Xi Jinping mendorong industri China untuk menjadi lebih mandiri, tetapi Wang mengakui pengalaman menunjukkan, "China dan Amerika Serikat tidak dapat memisahkan atau memutuskan rantai pasokan."

Dia mengatakan China akan berusaha mengembalikan hubungan dengan AS, dengan mengatakan mereka jatuh karena, "Amerika Serikat dengan keras kepala terus melihat China sebagai pesaing utamanya dan terlibat dalam blokade, penindasan, dan provokasi terang-terangan terhadap China."

Wang dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon akhir pekan lalu.

Departemen Luar Negeri mengatakan Blinken membahas perlunya mengelola hubungan AS-Tiongkok secara bertanggung jawab dan mengemukakan kekhawatiran tentang perang Rusia melawan Ukraina dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap keamanan global dan stabilitas ekonomi.

Wang menuduh AS melakukan "penindasan sepihak" dan mengatakan China akan terus memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis Ukraina dengan caranya sendiri, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri China.

 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x