Kompas TV nasional peristiwa

Satu Keluarga di Kalideres Meninggal Bergantian, Ini Alasan Jenazahnya Tidak Ada yang Dimakamkan

Kompas.tv - 10 Desember 2022, 05:31 WIB
satu-keluarga-di-kalideres-meninggal-bergantian-ini-alasan-jenazahnya-tidak-ada-yang-dimakamkan
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara kasus satu keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (14/11/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim psikolog dari Asosiasi Psikolog Forensik mengungkapkan alasan satu keluarga berjumlah empat orang yang tewas di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, tidak ada yang dimakamkan satu pun.

Padahal, satu keluarga yang tewas terdiri atas suami, istri, anak, dan ipar tersebut meninggal dunia satu per satu atau secara bergantian. 

Baca Juga: Tak Ada Tindak Pidana, Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres Resmi Ditutup

Berdasarkan hasil penelusuran, tim menyebut ada beberapa temuan yang melatarbelakangi mengapa korban yang meninggal lebih dulu tidak dimakamkan oleh anggota keluarga yang tinggal dalam rumah tersebut.

"Ada situasi psikologi yang masing-masing berbeda," kata Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Reni Kusumowardhani di Jakarta, Jumat (9/12/2022), dikutip dari program Breaking News Kompas TV.

Reni mengungkapkan tim psikologi forensik mempelajari berbagai hal dalam keluarga tersebut. Mulai dari pemeriksaan latar belakang kematian hingga aspek perilaku kehidupan empat orang tersebut.

Selain itu, Reni mengaku juga mempelajari apa yang dipikirkan, dirasakan, dilakukan dan kecenderungan perilaku. Serta, tim juga mempelajari psikologi dari aspek usia, status pernikahan, pekerjaan, dan agama.

Menurut tim forensik, korban yang meninggal pertama kali adalah Rudiyanto Gunawan (71). Kemudian, alasan Rudyanto tidak dimakamkan oleh keluarganya itu karena keterbatasan dana.

Baca Juga: Ini Urutan dan Penyebab Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Ternyata Suami yang Pertama Kali Meninggal

Tak hanya itu, karakter dari sang istri Renny Margareta juga turut andil. Wanita yang berusia 66 tahun pada saat tewas itu menyembunyikan ketidakmampuan finansial keluarganya.

"Ibu Renny punya ciri kepribadian unggul, ingin dinilai baik, lebih dari yang lain, termasuk dominan tidak mau terlihat lemah. Ini mempengaruhi suami tidak dimakamkan," kata Reni.

Kemudian, saat Renny Margareta meninggal dunia, timbul penyangkalan atau denial pada diri Dian yang menganggap Renny masih hidup.

"Pasca kematian tidak dimakamkan ada situasi denial, bangun keyakinan seolah-olah ibunya masih hidup, diperlakukan seperti orang masih hidup, dibersihkan, dirawat, posisi seperti tidur," ujarnya.

Tim psikolog menduga keberadaan jenazah Rudiyanto yang tidak dimakamkan juga membuat Dian dan Budiyanto sulit terbuka dengan pihak keluarga lainnya.

Baca Juga: Bukan Kelaparan, Dokter Forensik Sebut Satu Keluarga di Kalideres Makan 3 Hari sebelum Tewas



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x