Kompas TV nasional politik

Pelaku Bom Bunuh Diri Eks Napi Teroris, Setara Institute Pertanyakan Kinerja Deradikalisasi

Kompas.tv - 8 Desember 2022, 07:30 WIB
pelaku-bom-bunuh-diri-eks-napi-teroris-setara-institute-pertanyakan-kinerja-deradikalisasi
Kondisi Polsek Astanaanyar setelah bom bunuh diri meledak pada Rabu (7/12/2022) pagi. (Sumber: Tribun Jabar)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setara Institute menyayangkan aksi terorisme kembali terulang, terlebih pelaku adalah mantan narapidana kasus terorisme yang telah bebas murni dari pidana penjara. 

Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan, peristiwa di Polsek Astana Anyar menjadi pembelajaran dan evaluasi BNPT dan Polri dalam proses deradikalisasi bagi para mantan napi teroris setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan.

Menurut Hendardi sistem peringatan dan respons dini dari aksi terorisme yang dikembangkan di daerah belum banyak membantu untuk mencegah kelompok teroris melakukan tindakan bom bunuh diri. 

Padahal pemerintah telah menerbitkan sederet regulasi, termasuk berbagai rencana aksi mencegah terjadinya kekerasan ekstremis. 

Baca Juga: 10 Anggota Polisi dan 1 Warga Sipil Jadi Korban Ledakan Bom di Polsek Astana Anyar

"Keberulangan tindakan ini menunjukkan dukungan dan sinergi kinerja deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT, mesti diperkuat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/12/2022).

Hendardi menambahkan BNPT dan Polri seharusnya bisa mengefektifkan berbagai regulasi dan inisiasi untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah.

Setara Institute berulang kali mengingatkan, bahwa menangani intoleransi adalah salah satu cara pencegahan di hulu agar tidak terjadi tindakan radikal, kekerasan dan terorisme. 

Namun selama ini kerja-kerja pencegahan intoleransi seringkali dibiarkan, sehingga kelompok-kelompok tertentu berani mewujudkan aksi dengan tindakan radikal, kekerasan dan terorisme.

Baca Juga: Kapolri Ungkap Sosok Agus Sujarno, Orang yang Diduga Pelaku Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar

Kesatupaduan langkah berbagai institusi negara dibutuhkan untuk mengatasi kekerasan ekstremis tidak berulang. 

Jika kerja hulu pencegahan intoleransi dan kerja hilir deradikalisasi tidak sinergis, maka potensi terorisme akan terus berulang.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x