Kompas TV olahraga sapa qatar

Acara TV Qatar Ejek Tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia dengan Menutup Mulut dan Lambaikan Tangan

Kompas.tv - 2 Desember 2022, 22:47 WIB
acara-tv-qatar-ejek-tersingkirnya-jerman-dari-piala-dunia-dengan-menutup-mulut-dan-lambaikan-tangan
Sejumlah tamu di sebuah acara TV Qatar mengejek tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia 2022 dengan gestur menutup mulut sambil melambaikan tangan. (Sumber: Twitter @Qattar_Affairs via Sport Bible)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Edy A. Putra

DOHA, KOMPAS.TV - Sejumlah tamu dalam sebuah acara TV di Qatar mengejek tersingkirnya Timnas Jerman dari Piala Dunia 2022 dengan menutup mulut sembari melambaikan tangan. 

Gestur menutup mulut tersebut sempat dilakukan para pemain Jerman di laga pembuka Piala Dunia 2022 saat menghadapi Jepang. 

Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes kepada FIFA dan Qatar yang melarang penggunaan ban kapten pelangi atau OneLove. 

Jerman, Inggris, Belanda, dan sejumlah negara Eropa lainnya berencana untuk mengenakan ban kapten untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas LGBTQ+.

Tetapi mereka akhirnya mengurungkan niat tersebut karena akan mendapatkan sanksi olahraga yaitu kartu kuning. 

"Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai-nilai yang kami pegang di tim nasional Jerman: keragaman dan saling menghormati. Bersama dengan negara lain, kami menginginkan suara kami untuk didengar," tulis Asosiasi Sepak Bola Jerman, DFB. 

"Ini bukan tentang membuat pernyataan politik – hak asasi manusia tidak dapat dinegosiasikan. Itu seharusnya diterima, tetapi tetap tidak demikian."

"Itulah mengapa pesan ini sangat penting bagi kami. Menyangkal ban kapten adalah sama seperti menolak suara kami. Kami berdiri di posisi kami," jelas DFB. 

Baca Juga: Jerman Gagal Lolos 16 Besar Meski Raih Kemenangan 4-2 Lawan Kosta Rika, Ini Alasannya...

Beberapa hari kemudian, para suporter Qatar di dalam Stadion Al Bayt mengangkat foto Mesut Ozil sambil menutupi mulut mereka saat Jerman bermain imbang 1-1 dengan Spanyol sebagai tanggapan atas sikap Jerman di laga melawan Jepang.

Ozil adalah mantan pemain Timnas Jerman berdarah Turki. Ia mengaku mengalami rasisme dari DFB, suporter dan media.

"Saya orang Jerman ketika kami menang, tapi saya imigran ketika kami kalah," ujar Ozil saat itu.

Seperti dilansir ESPN, pelecehan terhadap Ozil bermula sebelum digelarnya Piala Dunia 2018 saat ia berfoto bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pelecehan semakin parah setelah manajer Timnas Jerman, Oliver Bierhoff, dan presiden DFB saat itu, Reinhard Grindel, mengeluarkan pernyataan yang memancing.

Ozil akhirnya mengumumkan pensiun dari tim nasional pada Juli 2018 setelah menjadi target rasisme dan kambing hitam karena kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018.



Sumber : Kompas TV/ESPN/The Athletic/The Associated Press/The Guardian

BERITA LAINNYA



Close Ads x