Kompas TV regional peristiwa

Kepala BMKG: 62 Gempa Susulan Terjadi hingga Malam, Terbesar M 4,2

Kompas.tv - 22 November 2022, 01:05 WIB
kepala-bmkg-62-gempa-susulan-terjadi-hingga-malam-terbesar-m-4-2
Seorang pria berjalan melewati sebuah rumah yang rusak setelah gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. (Sumber: AP Photo/Rangga Firmansyah)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa susulan dari guncangan berkekuatan M 5,6 yang melanda Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB terus tercatat.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengungkapkan telah terjadi sebanyak 62 kali gempa susulan hingga 19.00 WIB.

Dari laporan puluhan gempa susulan tersebut, yang tertinggi berkekuatan M 4,2 dan 4 dan terjadi usai guncangan utama. Namun, seterusnya gempa susulan rata-rata berkekuatan di bawah M 4.

Baca Juga: Akibatkan Gempa Cianjur, Mungkinkah Sesar Cimandiri Picu Pergeseran Sesar Lembang?

"Rata-rata di bawah M 4. Ada dua yang kekuatannya M 4 dan 4,2, itu awal-awal. Semakin malam M 1,5, jadi tidak dirasakan," terangnya dalam Breaking News Kompas TV, Senin.

Dwikorita menjelaskan meski terjadi puluhan gempa susulan, tetapi tren kekuatannya semakin menurun seiring berjalannya waktu.

"Kurang lebih (kekuatan gempa) menurun, trennya seperti itu, mudah-mudahan semakin berkurang," lanjutnya.

Saat ini BMKG telah menerjunkan timnya untuk mengetahui aktivitas dari sesar mana yang menyebabkan gempa di Cianjur hari ini.

Baca Juga: Ahli Geologi ITB Ungkap Dua Kemungkinan Gempa Cianjur Berasal dari Sesar Cimandiri Bisa Merusak

Pasalnya menilik dari letak pusat gempa yang berada di darat, 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur ini, dekat dengan Sesar Cimandiri, juga Sesar Padalarang.

"Kami melihat dari letak pusat gempa, itu berada kurang lebih pada patahan Cimandiri. Namun, masih cukup dekat dengan patahan Padalarang. Sehingga kami tidak memutuskan dulu ini Cimandiri atau Padalarang," tuturnya.

"Hipotesisnya patahan Cimandiri, karena pusatnya dengan segmen itu, tapi juga ada kemungkinan Padalarang," pungkas Dwikorita.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x