Kompas TV internasional kompas dunia

Pembentukan Koalisi Malaysia Sengit, Barisan Nasional Klaim Belum Diajak Bicara Perikatan Nasional

Kompas.tv - 20 November 2022, 23:55 WIB
pembentukan-koalisi-malaysia-sengit-barisan-nasional-klaim-belum-diajak-bicara-perikatan-nasional
Spanduk bertuliskan nama koalisi Barisan Nasional terlihat di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 17 November 2022. Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi, Minggu (20/11/2022), mengaku belum mengadakan pembicaraan dengan Muhyiddin Yassin dan Perikatan Nasional soal pembentukan pemerintahan. (Sumber: AP Photo/Vincent Thian)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

 

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Pemerintah Malaysia berikutnya ternyata masih belum bisa dipastikan, walau terlihat condong ke koalisi Perikatan Nasional yang mendapat dukungan sebuah blok berpengaruh dari Sarawak pada Minggu (20/11/2022) setelah pemilihan umum gagal menghasilkan pemenang  mayoritas yang jelas.

Hasil penghitungan suara yang diumumkan pada Sabtu (19/11/2022), menunjukkan bangkitnya Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional yang Melayu-sentris, yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Namun Raja Malaysia masih harus menyetujui kesepakatan apa pun.

Aliansi pimpinan Muhyiddin adalah underdog yang menikmati kenaikan tajam perolehan suara tak terduga dengan meraih 73 dari 222 kursi parlemen.

Dalam negosiasi pada Minggu, koalisi Muhyiddin semakin mendekati kemenangan setelah mendapatkan dukungan dari blok politik di Sarawak, sebuah negara bagian di pulau Kalimantan, yang merebut 22 kursi.

Perikatan Nasional dilaporkan masih membutuhkan dukungan dari pemain kunci lainnya, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang telah lama berkuasa, untuk mengumpulkan suara mayoritas di parlemen.

Sebelumnya dilaporkan kesepakatan koalisi Perikatan Nasional telah terbentuk dengan UMNO di dalamnya.

Namun, pemimpin UMNO, Ahmad Zahid Hamidi, Minggu, mengaku belum mengadakan pembicaraan dengan Muhyiddin soal pembentukan pemerintahan.

Dia mengatakan kandidat dari aliansi Barisan Nasional-nya telah menandatangani janji untuk memberinya mandat untuk memutuskan kerja sama politik apa pun.

Baca Juga: Malaysia Punya Pemerintahan Baru Dipimpin Perikatan Nasional, Pakatan Harapan Jadi Oposisi

Pemimpin Perikatan Nasional Muhyiddin Yassin. (Sumber: AP Photo )

Ahmad Zahid Hamidi yang mendapat tekanan untuk mengundurkan diri setelah kekalahan kedua UMNO dalam pemilihan umum, memperingatkan setiap anggota yang melanggar aturan partai akan dipecat dan harus mengosongkan kursi parlemen mereka di bawah undang-undang baru yang melarang pergantian partai.

Pernyataannya muncul di tengah perpecahan dalam aliansi yang dulunya kuat yang telah memerintah Malaysia sejak merdeka dari Inggris hingga skandal korupsi meruntuhkannya pada 2018.

UMNO dengan Barisan Nasional-nya hanya memenangi 30 kursi parlemen dalam penampilan terburuknya karena banyak orang Melayu memilih blok Muhyiddin, yang disebut-sebut sebagai alternatif yang "peduli, bersih, dan stabil".

Sekutu garis keras Perikatan Nasional adalah Partai Islam Pan-Malaysia (PAS), pemenang terbesar dengan perolehan 49 kursi, lebih dari dua kali lipat dari yang dimenanginya pada 2018.

PAS yang mempromosikan hukum syariah, menguasai tiga negara bagian dan sekarang menjadi satu-satunya partai terbesar.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.