Kompas TV advertorial

25 Rekomendasi Kebijakan B20 untuk KTT G20

Kompas.tv - 18 November 2022, 08:15 WIB
25-rekomendasi-kebijakan-b20-untuk-ktt-g20
Agenda Ministerial Talk bertema Aligning the Role of Business with G20 Priorities: To Recover Stronger, Recover Together pada hari pertama KTT B20. (Sumber: Dok. Kadin Indonesia)
Penulis : Adv Team

NUSA DUA, KOMPAS.TV – Hari pertama B20 Summit 2022 atau Konferensi Tingkat Tinggi B20 (KTT B20) berlangsung di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022) dengan sejumlah agenda penting yang berkaitan dengan peranan krusial B20 selaku business engagement G20.

Dalam forum dialog resmi G20 yang mewakili komunitas bisnis global, B20 memiliki tugas memformulasikan rekomendasi kebijakan atas sejumlah isu global yang selaras dengan agenda G20. Sebagai bagian dari engagement group G20, legacy program B20 adalah selaras dengan prioritas G20 untuk 3 agenda: global health architecture, digital transformation, dan energy transition.

Agenda hari pertama diawali Ministerial Talk bertema “Aligning the Role of Business with G20 Priorities: To Recover Stronger, Recover Together” dan dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, serta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan kepada pengusaha dunia yang hadir di B20 Summit bahwa Indonesia saat ini sangat berbeda dengan belasan tahun lalu.

Saat ini, Indonesia telah mengalami transformasi dalam bidang ekonomi dengan didorong kinerja ekonomi makro yang kuat, performa investasi yang stabil, pertumbuhan ekspor yang kuat, serta ketahanan pada sektor eksternal.

Baca Juga: B20 Summit Berhasil Hadirkan Communique untuk Pemulihan Ekonomi yang Inklusif

"Kita bergerak cepat dalam hal ini. Jadi jika ada negara atau pengusaha yang melihat Indonesia seperti 8 tahun lalu, lupakan. Ini Indonesia baru. Ke depannya, Indonesia berkomitmen untuk melakukan transisi, sehingga tidak lagi mengandalkan ekspor komoditas mentah. Indonesia juga akan menurunkan emisi karbon dengan memprioritaskan terciptanya industri hijau," jelas Luhut.

Dalam sesi pembahasan mengenai sistem investasi yang lebih adil dan efisien pasca pandemi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan dunia saat ini selain masih dalam masa pemulihan pandemi Covid-19, juga dihadapkan dengan krisis geopolitik antara Rusia-Ukraina yang akhirnya menyebabkan ancaman krisis energi, pangan dan berdampak pada sektor lainnya seperti keuangan global.

Untuk dapat pulih dari pandemi yang sempat mengguncang ekonomi global, kita membutuhkan sebuah terobosan konsep ekonomi yang adil, inklusif dan sistem investasi yang berkelanjutan. Bahlil mengatakan sangat mengapresiasi langkah Kadin Indonesia yang menginisiasi forum penting untuk mencari solusi terbaik untuk mempromosikan sistem ekonomi dan investasi yang adil dan inklusif.

“Saat ini membangun investasi yang berkelanjutan sudah menjadi konsensus global untuk menciptakan industrialisasi yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Indonesia memiliki semua sumber daya EBT. Di Kayan, Kalimantan, ada PLTA sekitar 12 ribu MW yang sudah dibangun industri hijaunya terbesar di dunia. Di Papua, 23 ribu MW di Mamberamo,” ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan pemerintah terus berkomitmen membangun industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan sumber daya EBT sebagai kontribusi Indonesia kepada komunitas global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca demi kelestarian lingkungan.

“Pemerintah menerbitkan regulasi dan kebijakan, namun pada akhirnya swasta atau pebisnis yang akan mengimplementasikan kebijakan ini. Untuk itu, ada peran yang lebih luas dari sektor swasta, salah satunya mendorong terciptanya investasi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan bagaimana kita dapat berkolaborasi mencapai tujuan target net zero emissions,” tambah Bahlil.

Selain Ministerial Talk, B20 Summit juga menggelar sesi dialog terkait investasi hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan yang diisi oleh pembicara kunci yakni President Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa, Group Chairman HSBC Holdings Mark Tucker, dan President & Group Chief Executive Officer PETRONAS Datuk Tengku Muhammad Taufik.

Hari pertama B20 Summit juga menjadwalkan panel discussion untuk membahas Realizing B20 Key Priorities and Recommendations yang telah diformulasikan 6 Task Forces (TF) dan 1 Action Council. Panel ini terbagi dalam beberapa sesi.

Baca Juga: Pimpin 'Task Force Integrity & Compliance B20', Haryanto Budiman Sampaikan 4 Rekomendasi untuk G20

Sesi pertama dimulai dengan pemaparan rekomendasi dari Digitalization TF dan Integrity & Compliance (I&C) TF yang dipimpin masing-masing Task Force Chair, yakni Ririek Adriansyah dan Haryanto T. Budiman.

Pada sesi ini ada beberapa pembicara kunci yang hadir, di antaranya Assistant Secretary-General and CEO of the UNGC Sanda Ojiambo, CEO GoTo  Andre Soelistyo, Global Head of Financial Crime & Industry Affairs London Stock Exchange Group Che Sidanius, Vice President of Global Public Policy Amazon Web Services Michael Punke, Co-Founder, Marvell Technology Group Sehat Sutardja, dan moderator Chandrajit Banerjee, Director General, Confederation of Indian Industry (CII).

Sesi kedua memaparkan rekomendasi dari Future of Work & Education (FoWE) TF dan Women in Business Action Council (WiBAC). Sesi ini dipimpin oleh FoWE TF Chair, Hamdhani Dzulkarnaen Salim dan WiBAC Chair, Ira Noviarti. Sejumlah pembicara kunci yang juga hadir pada sesi ini di antaranya Maria Fernanda Garza, CEO, Orestia; Bettina Schaller, President, World Employment Confederation; Daniel Funes de Rioja, President, Argentina Business Organisation (UIA); Michele Parmelee, President, International Organization of Employers; Zeynep Bodur Okyay, President and CEO, Kale Group dan Meliza M Rusli, President Director, Permata Bank.

Sementara sesi ketiga, dipimpin oleh Arif Rachmat, Trade & Investment (T&I) Task Force Chair bersama dengan dengan pembicara kunci lainnya yakni Jeffrey Sachs, President, the UN SDSN; Axton Salim, Director, Indofood Sukses Makmur; Leon Wang, Executive Vice-President, International and President, China of AstraZeneca; Myron Brilliant, Executive Vice President, US Chamber of Commerce; Vassilis Gkatzelis, President Director, HM Sampoerna dan Xiang Guangda, Founder, Tsingshan Holding Group.

 Pembahasan sesi keempat dibuka oleh Nicke Widyawati, Energy, Sustainability and Climate (ESC) TF Chair dan Ridha DM Wirakusumah, Finance and Infrastructure (F&I) TF Chair.

Sesi lalu dilanjutkan dengan diskusi panel terkait pembiayaan berkelanjutan bersama Euisun Chung, Executive Chair, Hyundai Motor Group; Febriany Eddy, CEO, Vale Indonesia; Leila Fourie, CEO, Johannesburg Stock Exchange (JSE); Mohammed Y. Al Qahtani, Senior Vice President, Saudi Aramco; Seiji Izumisawa, President and CEO, Mitsubishi Heavy Industries; Verena Lim, CEO, Macquarie Group Asia dan John Denton, Secretary General, International Chamber of Commerce (ICC).

Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia dan Host of B20 Indonesia mengatakan melalui B20, Kadin Indonesia mencoba mengambil peran aktif untuk menyalurkan aspirasi pengusaha atau pelaku bisnis untuk mengembangkan langkah yang produktif dan inovatif demi kepentingan ekonomi secara nasional maupun global.

Baca Juga: TF ESC-B20, Lahirkan Kawasan Industri Hijau Pertama di Asia Tenggara



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x