Kompas TV internasional kompas dunia

Jelang KTT APEC, Tuan Rumah PM Thailand Serukan Persatuan Negara-Negara Anggota

Kompas.tv - 17 November 2022, 15:18 WIB
jelang-ktt-apec-tuan-rumah-pm-thailand-serukan-persatuan-negara-negara-anggota
APEC yang beranggotakan 21 negara, akan memulai pertemuan puncak selama dua hari di ibu kota Thailand pada Jumat (18/11/2022) di tengah isu perang di Ukraina, persaingan kekuatan besar di Asia, dan krisis global kekurangan pangan dan energi, inflasi dan gangguan rantai pasokan. (Sumber: APEC 2022 Thailand)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

BANGKOK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Thailand selaku tuan rumah KTT APEC yang akan dimulai Jumat (18/11/2022) besok, dilaporkan akan menyerukan persatuan dan kerja sama untuk menghadapi berbagai masalah ekonomi di kawasan Asia Pasifik.

Seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (17/11/2022), para pemimpin negara dan pemimpin bisnis akhir pekan ini akan berkumpul di Bangkok dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik ke-29 dengan isu-isu seperti krisis energi global dan gangguan rantai pasokan menjadi agenda utama.

Sebelum acara resmi dimulai, hari ini digelar KTT CEO APEC yang mempertemukan para pemimpin bisnis, politisi, dan pembuat kebijakan untuk membahas masalah yang dihadapi kawasan.

Pada upacara pembukaan, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan, kembalinya KTT fisik mengirimkan satu hal positif kepada semua orang di Asia-Pasifik.

"Tempat yang penuh sesak hari ini mencerminkan realitas kawasan bahwa kami sepenuhnya kembali berbisnis," katanya.

PM Thailand mengatakan, "Thailand mengusulkan dukungan para Pemimpin APEC akhir pekan ini untuk Bangkok Goals on BCG (Bio-Circular-Green) Economy. Dokumen para pemimpin ini akan membantu memetakan arah bagi APEC untuk mencapai tujuan keberlanjutan, menetapkan tujuan untuk mendukung upaya menghadapi perubahan iklim, memajukan perdagangan dan investasi berkelanjutan, memajukan konservasi lingkungan, dan meningkatkan efisiensi sumber daya menuju nol limbah."

KTT CEO APEC juga bertujuan untuk mempromosikan dialog sektor publik-swasta, dengan pembicara dari ekonomi utama termasuk China, Amerika Serikat (AS), dan Prancis.

Prayuth juga mengatakan Thailand berharap para pemimpin akan mengadopsi apa yang disebut APEC Bangkok Goals, sebuah peta jalan untuk pertumbuhan ekonomi dengan penekanan berat pada keberlanjutan.


Baca Juga: Jokowi Mengajak Negara APEC Fokus pada 3 Hal untuk Bangkit Bersama

APEC yang beranggotakan 21 negara, akan memulai pertemuan puncak selama dua hari di ibu kota Thailand pada Jumat (18/11/2022) di tengah isu perang di Ukraina, persaingan kekuatan besar di Asia, dan krisis global kekurangan pangan dan energi, inflasi dan gangguan rantai pasokan. (Sumber: APEC 2022 Thailand)

"Dokumen para pemimpin ini akan membantu memetakan arah APEC untuk mencapai tujuan keberlanjutannya, menetapkan tujuan untuk mendukung upaya perubahan iklim, memajukan perdagangan dan investasi berkelanjutan, memajukan konservasi lingkungan, dan meningkatkan efisiensi sumber daya menuju nol limbah", tambahnya.

Menjelang pertemuan pemimpin, menteri perdagangan negara-negara peserta bertemu pada Kamis dalam Pertemuan Tingkat Menteri APEC untuk membahas dan memperbaiki hasil untuk KTT, dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken juga hadir.

Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai yang berbicara kepada para delegasi, menekankan perlunya kerja sama antarnegara meskipun ada perbedaan, dalam menghadapi masalah ekonomi, keamanan, dan lingkungan utama global.

"Dunia sedang menatap hiperinflasi yang digabungkan dengan resesi, rantai pasokan yang rusak dan kelangkaan serta bencana iklim, dan mode produksi yang sangat ketinggalan zaman yang secara serius membutuhkan kalibrasi ulang sehubungan dengan inovasi teknologi."

Pertemuan tahunan APEC menyatukan para pemimpin dari 21 ekonomi di kedua sisi Samudera Pasifik untuk menggelar pembicaraan bilateral dan kesepakatan sampingan.

Delegasi Amerika Latin berasal dari Chili, Meksiko, dan Peru. Anggota lainnya adalah Australia, Brunei, Kanada, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x