Kompas TV nasional politik

Haedar Sebut Elite Bangsa yang Berkontestasi pada Pemilu 2024 Harus ke Museum, Belajar Sejarah

Kompas.tv - 15 November 2022, 06:40 WIB
haedar-sebut-elite-bangsa-yang-berkontestasi-pada-pemilu-2024-harus-ke-museum-belajar-sejarah
Haedar Nashir mengatakan bahwa elite bangsa yang akan berkontestasi pada Pemilu 2024 harus berkunjung ke tempat konsentrasi massa dan juga ke museum untuk belajar sejarah. (Sumber: Antara/Luqman Hakim)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Hariyanto Kurniawan

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta elite bangsa yang akan berkontestasi pada Pemilu 2024 harus berkunjung ke tempat konsentrasi massa dan juga ke museum untuk belajar sejarah.

Menurut Haedar, berkunjung ke pesantren maupun ke tempat yang mengandung massa memang wajar dan perlu dilakukan oleh para elite bangsa calon pemimpin, tetapi juga perlu berkunjung ke museum untuk belajar tentang visi kenegaraan, dan visi kebangsaan.

"Ke depan saya yakin para elite bangsa yang ingin berkontestasi di 2024 baik untuk legislatif maupun eksekutif juga perlu datang ke museum," kata Haedar usai peresmian Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin (14/11/2022) dikutip dari Antara.

"Karena di tangan para pemimpin yang terpilih besok itulah Indonesia lima tahun ke depan berada nasibnya," sambungnya.

Baca Juga: Haedar Nashir Ajak Generasi Muda Teladani Pemikiran Azyumardi Azra: Mencerdaskan dan Mencerahkan

Oleh karena itu, Haedar meminta dari mana pun partainya, dari mana pun golongannya, tipologi apa pun tokohnya, elite bangsa yang dipilih nantinya tetap semua harus punya visi jiwa alam pikiran kenegarawanan.

"Sehingga kami ini yang ada di organisasi kemasyarakatan (ormas) tenang, semua tenang kalau pemimpinnya tahu membawa nakhoda Indonesia kemana," tuturnya.


 

Dia menganalogikan kalau kapal berlayar, sementara nakhoda tidak tahu mau membawa kemana maka para penumpang cemas juga, apalagi di tengah gelombang yang luar biasa dahsyat ini.

"Tapi kalau nakhoda piawai, kemudian tahu arah perjalanan biar pun ada goncangan kita tenang, dan itulah yang kita harapkan dari visi pemimpin," ujarnya.

Lebih lanjut, Haedar juga mengatakan, di era revolusi 4.0, bangsa semua harus makin adaptif dengan teknologi, sehingga di Museum tersebut akan dikembangkan laboratorium khusus untuk film berbagai hal tentang sejarah bangsa yang ada kaitannya dengan perjuangan pahlawan.

"Misalkan, ketika terjadi perang gerilya Muhammadiyah menggerakkan laskar perang Sabil sebagai satu kesatuan dengan perang gerilya oleh Soedirman, itu kan monumental sekali, bahkan dijadikan contoh oleh negara lain tentang sistem perang gerilya, ini penting buat generasi bangsa," katanya.

Baca Juga: Haedar: Rezimentasi Agama Masuk Isu Strategis Muktamar ke-48 Muhammadiyah



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x