Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Pejabat AS: China Malu atas Kelakuan Rusia di Ukraina, PM Tekankan Penghormatan terhadap Kedaulatan

Kompas.tv - 14 November 2022, 15:58 WIB
pejabat-as-china-malu-atas-kelakuan-rusia-di-ukraina-pm-tekankan-penghormatan-terhadap-kedaulatan
Ilustrasi. Presiden China Xi Jinping. Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengeklaim bahwa China merasa tidak nyaman sekaligus malu atas operasi militer Rusia di Ukraina dan retorika nuklir Moskow. (Sumber: AP Photo/Andy Wong, File)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

NUSA DUA, KOMPAS.TV - Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengeklaim bahwa China merasa tidak nyaman sekaligus malu atas operasi militer Rusia di Ukraina dan retorika nuklir Moskow.

Hal tersebut disampaikan pejabat Washington itu jelang pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden di KTT G20 di Bali.

Walaupun Beijing menegaskan China-Rusia memiliki ikatan ekonomi yang signifikan, pemerintahan Xi Jinping disebutnya mulai gerah dengan retorika nuklir Rusia yang digencarkan belakangan ini.

"Saya pikir jelas ada suatu ketidaknyamanan di Beijing tentang apa yang kita lihat sebagai retorika (nuklir) ngawur dan aktivitas di pihak Rusia," kata pejabat AS itu di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022), dikutip Wall Street Journal.

Baca Juga: Jelang KTT G20, Menkeu AS Ungkap Cara Terbaik Akhiri Gejolak Ekonomi Global: Akhiri Perang Ukraina


Pejabat AS tersebut enggan diidentifikasi. Ia mengaku mengetahui sikap China terhadap invasi Rusia dari pertemuan tertutup bersama Perdana Menteri China Li Keqiang di Kamboja akhir pekan lalu.

"Saya pikir juga jelas bahwa China mungkin terkejut sekaligus sedikit malu dengan jalannya operasi militer Rusia (di Ukraina)," lanjut pejabat itu.

Ia menyebut, ketika pertemuan tertutup di sela konferensi tingkat tinggi bersama negara-negara ASEAN di Kamboja, Li "berbicara panjang tentang kebijakan China terhadap Ukraina dengan penekanan jelas pada kedaulatan, ketidakbertanggungjawaban ancaman nuklir, dan pentingnya memastikan bahwa senjata nuklir tidak digunakan dengan cara yang disarankan sejumlah pihak."

Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri China enggan memberi jawaban ketika ditanya soal hubungan Beijing-Moskow di tengah perang di Ukraina.

Namun, pekan lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menegaskan hubungan China-Rusia "solid."

Baca Juga: Erdogan Tiba di Bali untuk KTT G20, Beberapa Jam Usai Kecam Ledakan Bom di Istanbul



Sumber : Kompas TV/Wall Street Journal

BERITA LAINNYA



Close Ads x