Kompas TV nasional update

Anak Petani yang Gagal Jadi Polwan Dapat Ancaman di Medsos

Kompas.tv - 14 November 2022, 05:13 WIB
anak-petani-yang-gagal-jadi-polwan-dapat-ancaman-di-medsos
Sulastri Irwan, seorang anak petani asal Maluku Utara tiba-tiba diberhentikan setelah dinyatakan lolos dalam seleksi menjadi polisi. (Sumber: Kolase TribunTernate.com, Facebook/Sulastri Irwan)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Sulastri Irwan, seorang anak petani asal Kepulauan Sula, Maluku Utara yang gagal menjadi polisi wanita (Polwan) dikabarkan mendapat sejumlah teror di media sosial.

Sebelumnya, kasus Sulastri mencuat setelah sempat dinyatakan lolos seleksi Diktuk (pendidikan pembentukan) Bintara Polri Gelombang II 2022 di Polda Maluku Utara.

Namun, tiba-tiba nama Sulastri diduga digugurkan dengan alasan tidak memenuhi syarat karena melewati batas umur.

Lebih parahnya lagi, posisi Sulastri yang berada di peringkat ketiga,  tiba-tiba digeser oleh keponakan perwira polisi berpangkat AKBP.

Padahal, Sulastri sempat mengikuti apel selama 1 bulan untuk seluruh perwakilan Polres di SDM Polda Maluku Utara.

Terbaru, Sulastri mendapatkan ancaman karena telah menyebarkan nasib buruknya itu melalui video di media sosial.

Penasehat hukumnya, M. Bahtiar Husni, membenarkan kabar Sulastri tengah diteror dengan akun-akun palsu terkait adanya kasus tersebut.

Baca Juga: Tiga Polisi Dipecat Tidak Dengan Hormat, Satu Diantaranya Polwan

“Memang ada beberapa akun-akun palsu mengancam atas tindakan yang disampaikan klien saya,” kata dia dikutip dari TribunTernate.com, Minggu (13/11/2022).

Bahtiar menyebut, salah satu ucapan kepada klienya yakni "Hati-hati dengan kamu punya argumen yang dikatakan dalam video yang sudah beredar viral. Bisa laporkan pasal pencemaran nama baik. Yang tadinya ingin lulus pada akhirnya gagal lagi."

Selain itu, sempat disebutkan kalimat bernada ancaman "Tinggal menunggu waktu saja maka situasi akan terbalik.”  

Dia menjelaskan, dari sisi hukum hal tersebut bisa masuk dalam ancaman karena kliennya diteror dengan nomor atau akun-akun yang tidak dikenal.

"Akan tapi kalau panitia meralat kembali dan Sulastri kembali ikut pendidikan makanya panik. Jangan sampe posisinya dikembalikan kembali sebab kuota Maluku Utara, hanya 7 orang untuk tenaga Bakumsus makanya ini yang buat mereka panik," ucap dia.

Saat ini pihaknya akan menunggu keputusan yang disampaikan Kapolda Maluku Utara, Irjen Pol Midi Siswoko dalam kasus tersebut.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x