Kompas TV regional berita daerah

Polisi Masih Dalami Motif Lain Pembunuhan ASN

Kompas.tv - 7 November 2022, 12:05 WIB

PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Dua bulan berlalu, kasus pembunuhan disertai mutilasi ASN Bapenda Kota Semarang Paulus Iwan Boedi Prasetijo masih misterius. Tim penyidik yang selama ini mengaitkan kematian korban dengan motif korupsi, karena korban akan dipanggil sebagai saksi atas dugaan korupsi alih lahan Pemkot Semarang tahun 2010 akhirnya tidak terbukti.

 

Hasil pemeriksaan tim penyidik direktorat reserse kriminal khusus Polda Jawa Tengah menyebut, kegiatan alih lahan Pemkot Semarang, tidak ditemukan unsur korupsi anggaran 3,5 milyar rupiah sertifikasi lahan, seiring anggaran kembali ke kas daerah.

 

Hal ini juga dikuatkan dengan hasil pemeriksaan 9 orang saksi baik dari internal Pemkot Semarang dan pihak luar terkait, termasuk dokumen audit badan pemeriksa keuangan atau BPK yang melaporkan laporan keuangan Pemkot Semarang tahun 2010 tergolong wajar tanpa pengecualian.

 

Seiring tidak adanya motif korupsi yang diduga melatarbelakangi pembunuhan Iwan Boedi, ini, penyidik Polrestabes Semarang akhirnya mengubah arah penyidikan ke dugaan motif lain, yaitu tentang perpindahan jabatan dan hubungan pribadi korban. 

 

Bahkan untuk mengungkap kasus ini, tim penyidik sudah memeriksa 30 saksi, yang terbaru seorang paranormal atau dukun warga Demak, yang sempat dihubungi oleh dua Oknum TNI, Kapten AG dan Peltu AR, anggota Pomdam empat Diponegoro. Dalam keterkaitan pemanggilan itu, antara dukun anggota Pomdam, ada pesan singkat untuk melancarkan promosi jabatan sebagai Kabid 2 pajak Bapenda Kota Semarang, yang diincar NR, istri Kapten KG, namun belakangan jabatan tersebut ternyata diberikan kepada Iwan Boedi Prasetijo, 

 

Seperti diketahui, Paulus Iwan Boedi Prasetijo, ASN Bapenda Semarang, dilaporkan hilang sejak 24 agustus 2022. Dua pekan kemudian, tepatnya pada 8 september 2022, jasad Iwan Boedi ditemukan di kawasan pantai marina Semarang, dalam kondisi hangus terbakar bersama sepeda motornya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x