Kompas TV nasional politik

NU Menolak Ditarik-tarik Untuk Dukung Capres 2024

Kompas.tv - 6 November 2022, 20:34 WIB
Penulis : Vidi Batlolone

JAKARTA, KOMPAS. TV - Nahdlatul Ulama menolak ditarik-tarik demi kandidasi politik di 2024. NU tetap akan menjadi organisasi masyarakat yang tidak berpihak kepada calon presiden atau wakil presiden tertentu.

Hal itu diungkap Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf.

Yahya menegaskan keputusan untuk mengambil jarak dengan politik sudah merupakan keputusan organisasi. Dia menyebut akan ada teguran bagi siapapun pengurus yang menjadikan NU sebagai basis pergerakan politik praktis. 

Baca Juga: NU Tarik Batas Tegas dengan Semua Parpol Termasuk PKB

"Beberapa waktu lalu, misalnya, ada cabang melakukan kampanye presiden di kantor cabang, kami tegur untuk tidak diulangi lagi," ujar Gus Yahya. 

"Kalau sebagai pribadi, masing-masing mau terlibat silakan. Kalau mau jadi tim sukses mengandalkan jaringan pribadi terserah, tapi institusi NU tidak boleh," tegasnya.

Menurut Gus Yahya, semua pengurus NU yang hendak menjadi pengurus partai wajib mengundurkan diri terlebih dahulu.

Baca Juga: NU Tegaskan Netral di 2024, Pengurus Harus Mundur JIka Urus Parpol

"Jadi sudah ada panduan yang rinci, misalnya pengurus harian NU tidak boleh merangkap pengurus harian partai," ungkap Ketum PBNU itu.

"Harus mundur dulu, nggak boleh bergabung dengan parpol," Gus Yahya menegaskan.

Kendati demikian, pengurus NU masih diperbolehkan jika hanya menjadi aktivis partai saja, selama bukan pengurus.

Baca Juga: NU Gagas Acara R20, Gus Yahya Ungkap Alasannya: Dunia Pernah Jadi Rimba Pertarungan Antar-Agama

"Itu sudah menjadi keputusan muktamar, bahwa NU harus mengambil jarak dari semua partai politik," terang Gus Yahya.

"Bahwa pengurus-pengurus NU pernah bentuk PKB, itu hal lain," ungkapnya.

Adapun menurut Ketum PBNU itu, PKB biarlah menjadi sejarah, sembari menekankan, "NU harus mempertahankan posisi yang sama dengan semua partai politik yang ada."



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x