Kompas TV internasional kompas dunia

AS Akan Parkir 6 Pesawat Pengebom di Selatan Indonesia, Begini Reaksi China

Kompas.tv - 1 November 2022, 11:30 WIB
as-akan-parkir-6-pesawat-pengebom-di-selatan-indonesia-begini-reaksi-china
Ilustrasi. Pesawat bomber B-52 (atas) milik Amerika Serikat. (Sumber: AP Photo/Ahn Young-joon)
Penulis : Christandi Dimas | Editor : Desy Afrianti

KOMPAS.TV - Rivalitas antara Amerika Serikat dan China di Asia Pasifik makin sengit. Situasi terbaru dipicu kabar bahwa AS berencana mengirim enam pesawat pengebom B-52 ke salah satu pangkalan militernya di Australia.

Yang mana, dilansir dari media Australia, ABC, B-52 mampu mengangkut bom berhulu ledak nuklir.

AS dikabarkan telah menyusun rencana membangun fasilitas khusus untuk pesawat raksasa di Pangkalan Udara Tindal, Australia Utara, yang wilayah perairannya juga berbatasan dengan Laut Arafura dan Laut Timor di Indonesia.

Washington telah menyusun rencana menggunakan fasilitas operasi skuadron itu selama musim kemarau, membangun pusat pemeliharaan, dan area parkir enam unit pesawat B-52.

"Kami [Australia] terlibat dengan teman-teman kami di sekutu AS dari waktu ke waktu. Ada beberapa kunjungan ke Australia, termasuk ke Darwin yang menempatkan Marinir AS secara bergantian di sana," kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese yang dikutip Kompas.id (1/11/2022).

Perluasan Pangkalan Udara Tindal diperkirakan akan menelan biaya hingga USD100 juta, yang mana area parkir pesawatnya akan selesai pada akhir 2026.

Baca Juga: India Tangkap 9 Orang Menyusul Tewasnya 134 Orang Akibat Jembatan Ambruk

Sementara saat ditanya rencana AS kerahkan pesawat pengebom ke Australia, Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa perilaku AS belakangan telah meningkatkan ketegangan di kawasan, merusak perdamaian dan stabilitas kawasan, serta bisa memicu perlombaan senjata di kawasan.

"China mendesak pihak-pihak terkait untuk meninggalkan mentalitas menang-kalah dan Perang Dingin yang sudah kedaluwarsa, serta cara berpikir geopolitik yang picik."

"China sekaligus mendesak untuk melakukan sesuatu yang kondusif untuk perdamaian dan stabilitas kawasan serta mengembangkan rasa saling percaya di antara negara-negara," ujar Zhao Lijian.

Baca Juga: Sekilas tentang Al-Shabaab, Kelompok Garis Keras dan Teroris Somalia yang Mengatasnamakan Islam



Sumber : Kompas Id


BERITA LAINNYA



Close Ads x