Kompas TV internasional kompas dunia

Dituduh Hina Tentara Mahdi Bentukan Al-Sadr, Televisi Irak Diserang, Perabotan Dirusak

Kompas.tv - 5 Oktober 2022, 22:59 WIB
dituduh-hina-tentara-mahdi-bentukan-al-sadr-televisi-irak-diserang-perabotan-dirusak
Ilustrasi. Muqtada Al-Sadr, ulama Syiah sekaligus tokoh politik kenamaan Irak, berpidato dari rumahnya di Najaf, Irak, terkait kerusuhan yang melanda Baghdad, Selasa (30/8/2022). (Sumber: Anmar Khalil/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

BAGHDAD, KOMPAS.TV - Puluhan simpatisan ulama sekaligus tokoh politik Syiah, Muqtada Al-Sadr menyerang gedung stasiun televisi Al-Rabiaa di Baghdad, Irak, Selasa (4/10/2022) malam waktu setempat.

Al-Arabiya melaporkan, stasiun televisi itu diserang karena dituduh menghina Tentara Mahdi, suatu kelompok milisi yang dulu dibentuk Al-Sadr.

Kelompok Tentara Mahdi sendiri kini telah dibubarkan dan diganti kelompok Saraya Salam.

Muqtada Al-Sadr adalah seorang ulama populis yang mendapatkan popularitas sebagai simbol perlawanan terhadap pendudukan Amerika Serikat (AS) usai invasi pada 2003 silam.

Baca Juga: Rivalitas Syiah di Balik Krisis Politik Irak dan Kerusuhan Baghdad, Nasionalis vs Kubu Pro-Iran

Simpatisan Al-Sadr menuduh Al-Rabiaa menghina Tentara Mahdi dalam suatu program gelar wicara yang disiarkan belakangan ini.

Penyerbuan ini pun membuat polisi anti huru-hara mesti diterjunkan untuk menghalau massa.

Usai penyerbuan, televisi Al-Rabiaa membagikan rekaman interior gedung yang dirusak, dengan perlengkapan siaran dan perabot yang hancur.

Penyerbuan ini terjadi sekitar sebulan usai kerusuhan besar di pusat kota Baghdad. Kerusuhan dipicu penyerbuan simpatisan Al-Sadr ke Zona Hijau, kawasan pusat pemerintahan Irak di pusat Baghdad pada akhir Agustus lalu.

Kerusuhan tersebut dipicu pengumuman Al-Sadr mundur dari politik usai berselisih dengan kelompok politik Syiah lain. Perselisihan ini pun membuat pemerintah Irak mengalami kebuntuan sejak pemilu Oktober 2021 silam.

Perselisihan diawali kemenangan platform politik Al-Sadr dalam pemilu, tetapi gagal mengamankan ambang batas mayoritas. Sehingga, diperlukan perundingan dengan rival politik untuk membentuk pemerintahan. Namun, perundingan itu buntu sejak tahun lalu.

Baca Juga: Dianggap Awali Sekaligus Akhiri Kerusuhan Baghdad, Pakar Sebut Al-Sadr Lempar Batu Sembunyi Tangan

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x