Kompas TV nasional peristiwa

Hujan Deras Guyur Jadetabek, Sejumlah Kawasan Tergenang Banjir

Kompas.tv - 4 Oktober 2022, 17:44 WIB
hujan-deras-guyur-jadetabek-sejumlah-kawasan-tergenang-banjir
Hujan deras yang mengguyur kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, menyebabkan sejumlah wilayah tergenang banjir, Selasa (4/10/2022). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hujan deras yang mengguyur kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek), menyebabkan sejumlah wilayah tergenang banjir.

Menurut laporan Jurnalis Kompas Tv Asri Gunawan, di wilayah Jakarta, banjir menggenangi jalan di kawasan Antasari, Kemang, dan Cipete.

"Adapun beberapa titik di Jakarta yang terjadi banjir di antaranya di kawasan Kemang, Antasari dan Cipete," kata Asri dalam program Kompas Petang, Kompas TV, Selasa (4/10/2022). 

"Untuk kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, kami belum melihat adanya banjir, namun terdapat sedikit genangan."

Tak hanya di Jakarta, banjir juga terlihat merendam di kawasan Karawaci, Tangerang.

Adapun banjir merendam ruas jalan di kawasan Karawaci Kelapa Dua, Tangerang. 

Banjir membuat arus lalu lintas di kawasan tersebut terhambat, karena sejumlah kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatannya.

Jurnalis Kompas TV Asri Gunawan melaporkan sejumlah wilayah di Jakarta tergenang banjir, Selasa (4/10/2022). (Sumber: Tangkap Layar Kanal YouTube Kompas TV)

Baca Juga: Puluhan Rumah Di Tabanan Terendam Banjir

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan terkait adanya cuaca ekstrem mulai 2-8 Oktober 2022 di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya.

"BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode 2-8 Oktober 2022," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dikutip dari Antara, Selasa.

BMKG juga telah mengimbau warga agar tetap waspada terhadap potensi bencana seperti banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang.


Guswanto menyebut cuaca ekstrem itu diindikasi dari adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin.

"Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektivitas," ujarnya.

Di samping itu, menurut dia, aktifnya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga: BMKG: Hari Ini 32 Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x