Kompas TV olahraga sepak bola

Mahfud MD: Tragedi Memilukan di Kanjuruhan Bukan Diakibatkan oleh Bentrok Antar Suporter

Kompas.tv - 2 Oktober 2022, 10:32 WIB
mahfud-md-tragedi-memilukan-di-kanjuruhan-bukan-diakibatkan-oleh-bentrok-antar-suporter
Aremania ricuh di Stadion Kanjuruhan, buntut kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya 2-3, Sabtu (1/10/2022) malam. (Sumber: SURYAMALANG.COM/Purwanto)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Purwanto

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Dilaporkan setidaknya 129 orang tewas pasca kejadian. 

Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 dalam pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Pendukung Arema FC kecewa atas kekalahan timnya itu.  

Menanggapi hal ini, Menteri Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menyatakan bahwa pemerintah sangat menyesalkan tragedi ini.

Menko Polhukam Mahfud MD, dalam keterangan tertulis, Minggu (1/10/2022), mengatakan, ia mengaku telah mendapatkan informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan telah berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta. Mahfud berjanji akan menangani tragedi ini dengan baik.

Mahfud menegaskan, tragedi memilukan ini bukan diakibatkan bentrok antar suporter Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Sebab, suporter Persebaya dilarang menonton langsung di stadion. Dengan demikian, suporter yang ada di sana merupakan suporter dari tim tuan rumah saja.

Terkait dengan adanya korban tewas, lanjut Mahfud, hal itu karena mereka saling berdesak-desakan, saling himpit, terinjak, atau sesak nafas.

Baca Juga: Kondisi Terkini usai Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Puluhan Jenazah Belum Teridentifikasi

Mahfud juga menegaskan bahwa tidak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter.

Menurutnya, sebelum pertandingan berlangsung, aparat kepolisian telah mengusulkan kepada panitia agar pertandingan dilaksanakan pada sore hari, bukan malam hari. Selain itu, jumlah penonton juga diusulkan agar disesuaikan dengan kapasitas Stadion Kanjuruhan, yakni 38.000 orang.

Namun usulan tersebut tidak dilakukan. Pertandingan tetap dilakukan pada malam hari dan tiket bagi penonton dicetak sebanyak 42.000.

"Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan akan terus diperbaiki. Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," ujar Mahfud melalui rilis resmi yang diterima KOMPAS.TV, Minggu (2/10/2022).

"Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan. Pemerintah Daerah Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, ketika dikonfirmasi perihal tembakan gas air mata yang menyebabkan penonton tidak bisa bernafas sehingga pingsan dan terinjak-injak, mengatakan, saat ini Polda Jatim masih terus berkoordinasi dengan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator pertandingan dan para pemangku kepentingan terkait.

Selain itu, saat ini semua pihak masih fokus untuk memberikan pertolongan medis kepada korban yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit.

Seiring dengan itu, lanjut Dedi, Mabes Polri pada siang ini akan memberangkatkan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) adri Jakarta ke Malang untuk mendukung kerja Tim DVI Polda Jatim dan dokter setempat. Tim dari kepolisian tersebut akan membantu mempercepat identifikasi para korban.

Baca Juga: Saksi Selamat Mengisahkan Detik-detik Kericuhan Kanjuruhan Malang dari Dalam hingga Luar Stadion



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x