Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Kremlin Lanjutkan Invasi karena Kiev Tolak Dialog, Zelenskyy: Jika Mau Dialog, Lengserkan Dulu Putin

Kompas.tv - 1 Oktober 2022, 20:41 WIB
kremlin-lanjutkan-invasi-karena-kiev-tolak-dialog-zelenskyy-jika-mau-dialog-lengserkan-dulu-putin
Ilustrasi. Presiden Volodymyr Zelenskyy saat memimpin rapat Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional Ukraina di Kiev, 30 September 2022. Zelenskyy mengaku pihaknya siap berdialog dengan Rusia, tetapi Vladimir Putin harus lengser dulu. (Sumber: Kantor Kepresidenan Ukraina via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

MOSKOW, KOMPAS.TV - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut invasi Rusia ke Ukraina atau yang disebut Moskow “operasi militer khusus” akan terus berlanjut. Menurutnya, konflik akan terus terjadi karena Kiev enggan kembali ke meja perundingan.

Hal tersebut disampaikan Peskov di tengah eskalasi perang Rusia-Ukraina yang meruncing akhir pekan ini. 

Baca Juga: Rusia Buat PBB Tak Berdaya, Veto Resolusi yang Mengutuk Referendum di Ukraina

Situasi kian tegang usai Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan aneksasi empat provinsi Ukraina. Kiev pun menanggapinya dengan mendaftarkan diri menjadi anggota NATO, salah satu isu yang dijadikan alasan Moskow untuk menginvasi Ukraina.

“Dalam kondisi ketika pihak Ukraina secara terbuka berulang kali menyatakan tidak minat menggelar pembicaraan apa pun, perhatian kami adalah melanjutkan operasi militer khusus,” kata Peskov dikutip TASS, Jumat (30/9/2022).

Peskov menyebut tuntutan dan tujuan Rusia menginvasi Ukraina tidak berubah, yakni “demilitarisasi dan denazifikasi” negara itu.

Di lain pihak, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan pihaknya tetap dan akan selalu menjadi pelopor upaya perundingan.

Akan tetapi, Zelenskyy menyebut perundingan untuk menyelesaikan perang mustahil dilakukan jika Putin masih berkuasa. Oleh sebab itu, ia mendesak Putin dilengserkan sebelum melanjutkan perundingan.

“Adalah negara kami yang selalu menawari Rusia untuk mencapai kesepakatan tentang koeksistensi dengan syarat-syarat yang adil, layak, jujur, dan setara,” kata Zelenskyy dikutip Associated Press.

“Jelas bahwa itu mustahil dilakukan dengan presiden Rusia yang ini (Putin). Dia tidak paham apa itu kejujuran dan martabat. Maka, kami siap berdialog dengan Rusia, tetapi dengan presiden Rusia yang lain,” lanjutnya.

Baca Juga: Ukraina Daftar NATO, Sekutu Putin: Ini Mempercepat Dimulainya Perang Dunia Ketiga


 



Sumber : Kompas TV/TASS

BERITA LAINNYA



Close Ads x