Kompas TV bisnis kebijakan

Produksi dalam Negeri Besar, Presiden Jokowi Minta Stop Impor Aspal

Kompas.tv - 28 September 2022, 07:53 WIB
produksi-dalam-negeri-besar-presiden-jokowi-minta-stop-impor-aspal
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers seusai meninjau pabrik aspal di PT Wika Bitumen, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022). (Sumber: Youtube Sekretariat Presiden)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Desy Afrianti

BUTON, KOMPAS .TV – Presiden Joko Widodo menegaskan akan menyetop impor aspal dalam dua tahun mendatang. Ia ingin Buton kembali menjadi wilayah industri penghasil aspal dan menciptakan hilirisasi industri aspal agar mendapatkan nilai tambah.

Presiden Jokowi mengatakan, potensi aspal di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sangat besar, tetapi tidak diimbangi dengan berjalannya kegiatan produksi.

”Tadi sudah kita putuskan, dua tahun lagi, tidak ada impor aspal. Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. Silakan, BUMN silakan, swasta silakan, join dengan asing juga silakan. Tetapi, kita ingin ada nilai tambah dari aspal yang ada di Buton,” kata Jokowi seusai meninjau pabrik aspal di PT Wika Bitumen, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022).

Ia juga telah berdiskusi dengan menteri terkait dan diharapkan ada industrial down streaming di Buton. “Ada hilirisasi di sini. Pabrik-pabrik dan industri semuanya berjalan, tidak hanya mengambil raw material-nya sehingga tidak ada nilai tambah, enggak, stop,” ujarnya.

Presiden menyebut jumlah aspal yang selama ini diimpor hampir mencapai 5 juta ton per tahun. Padahal, sebagai perbandingan, Kabupaten Buton memiliki potensi aspal sangat besar, yakni mencapai 662 juta ton.


“Karena ada potensi 662 juta ton di sini, gede sekali sehingga kalau setahun impor 5 juta (ton), itu kita kira-kira masih 120 tahun yang bisa kita olah aspal yang ada di sini,” ujarnya.

Baca Juga: APBN Sebesar Rp195 M Dialokasikan untuk Proyek Pengaspalan Jalan Hotmix dan Jembatan di Maluku

Presiden berharap agar potensi besar tersebut dapat segera direalisasikan sehingga masyarakat akan mendapatkan manfaat dan Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal.

“Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, pajak karyawan semuanya ada di sini sehingga kita harapkan Buton hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang, bukan tambang,” kata Presiden.

Perbedaan Asbuton dan aspal minyak

Melansir dari Kompas.id, dari sisi teknologi, Asbuton tidak sama dengan aspal minyak. Teknologi Asbuton terus dikembangkan oleh Kementerian PUPR, baik dari sisi jaminan kualitas dan teknik penghamparan.

Teknologi dimaksud, antara lain, Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), campuran beraspal dengan Asbuton, Butur Seal, Cape Buton Seal, dan Asbuton campuran aspal emulsi.

Teknologi pemanfaatan Asbuton yang populer digunakan adalah CPHMA yang merupakan produk campuran beraspal siap pakai. Keunggulan CPHMA dibandingkan campuran sejenis, yaitu konstruksi perkerasan yang lebih merata dan homogen serta kerataan permukaan yang lebih baik.

Pencampuran dilakukan secara pabrikasi, didistribusikan dalam bentuk kemasan, serta selanjutnya dihamparkan dan dipadatkan secara dingin atau pada temperatur udara.

Teknologi ini dinilai bermanfaat untuk pembangunan jalan di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki akses ke asphalt mixing plant atau alat pencampur aspal.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x