Kompas TV nasional kesehatan

September Bulan Alzheimer Dunia, Bagaimana Peran Keluarga dalam Merawat Orang dengan Demensia?

Kompas.tv - 27 September 2022, 06:50 WIB
september-bulan-alzheimer-dunia-bagaimana-peran-keluarga-dalam-merawat-orang-dengan-demensia
Ilustrasi anggota keluarga merawat orang dengan demensia (ODD). (Sumber: DragonImages via Kompas.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - September merupakan bulan Bulan Alzheimer Dunia (World Alzheimer’s Month). 

Demensia Alzheimer merupakan kondisi yang ditandai dengan penurunan sedikitnya dua fungsi otak, yakni hilangnya memori dan kemampuan menilai.

Gejala demensia atau pikun di antaranya mudah lupa, keterampilan sosial yang terbatas, dan kemampuan berpikir sangat terganggu.

Bulan Alzheimer Sedunia yang diperingati setiap September adalah kampanye tahunan untuk meningkatkan kesadaran tentang Alzheimer dan menentang stigma yang ada di sekitarnya.

Pada peringatan tahun ini, organisasi nonprofit Alzheimer Indonesia mendorong masyarakat dan pemerintah untuk segera memberikan perawatan pascadiagnosis yang sangat diperlukan oleh Orang Dengan Demensia (ODD).

“Tidak sedikit anggota keluarga yang menjadi frustrasi hingga stres berat (burnout) karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana menghadapi kondisi ODD,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) Michael Dirk Roelof Maitimo, Sabtu (24/9/2022).

Baca Juga: Jarang Muncul di Publik, Mantan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Menderita Demensia

Ia pun menyebutkan sejumlah upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami demensia atau pikun, di antaranya:

  1. Membekali diri dengan pengetahuan seputar demensia.
  2. Mengatur nutrisi yang dikonsumsi oleh ODD.
  3. Membantu ODD melakukan aktivitas fisik seperti senam otak atau poco-poco.
  4. Memanfaatkan layanan ODD di rumah sakit sebagai mitra perawatan dan pengobatan.

Menurut Guru Besar Bidang Neurologi FKIK Atma Jaya dan Pembina Alzheimer Indonesia, Yuda Turana, layanan ODD di RS bukan hanya sebatas memastikan diagnosis, mencari faktor risiko, dan tatalaksana dengan obat, namun yang terpenting juga peningkatan kompetensi keluarga dalam perawatan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup ODD. 

“Tugas seorang dokter juga menghubungkan pasien dan keluarga dengan support system terkait demensia, misalnya Alzheimer Indonesia (ALZI),” ujar Profesor Yuda dalam kesempatan yang sama.

Salah satu ODD, William Buntoro juga mengungkapkan, sebagai penderita demensia ia menilai dukungan keluarga dan konsumsi obat secara teratur membantunya untuk tetap optimistis menjalani hidup.

Baca Juga: Apa itu Demensia? yang Diduga Diderita Sopir Mercy Lawan Arah

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x