Kompas TV internasional kompas dunia

Rumor Xi Jinping Dikudeta dan Jadi Tahanan Rumah Merebak di Medsos, Pemerintah China Masih Bungkam

Kompas.tv - 26 September 2022, 10:31 WIB
rumor-xi-jinping-dikudeta-dan-jadi-tahanan-rumah-merebak-di-medsos-pemerintah-china-masih-bungkam
Presiden China Xi Jinping. Beredar kabar di medsos Xi Jinping dikudeta dan menjadi tahanan rumah menggegerkan China. (Sumber: Uzbekistan Presidential Press Service via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

BEIJING, KOMPAS.TV - Rumor Presiden China dikudeta dan jadi tahanan rumah di media sosial telah menghebohkan China.

Namun hingga saat ini pemerintah China masih belum memberikan keterangan atas rumor tersebut.

Rumor kudeta itu muncul di media sosial, Sabtu (24/8/2022).

Xi Jinping disebut telah dikudeta ketika ia pergi ke Samarkand, Uzbekistan untuk menghadiri Kerja Sama Organisasi Shanghai (SCO) yang dimulai 14 September lalu.

Baca Juga: Awal Rumor Xi Jinping Dikudeta di China: Isu Pembatalan Penerbangan dan Jadwal Kereta di Beijing

Namun dikutip dari Times of India, tak ada laporan nyata dari outlet media internasional bereputasi terkait rumor kudeta tersebut.

Kementerian Luar Negeri China juga masih bungkam terkait rumor tersebut.

Media China juga tak memberikan laporan terkait adanya kemungkinan kudeta.

Sejumlah website pun mengatakan bahwa rumor kudeta itu tak berdasar, dan merupakan bagian dari konspirasi anti-Xi Jinping.


 

Rumr itu muncul sebelum Kongres Nasional Partai Komunis China ke-20 pada 16 Oktober, di mana Xi diyakini akan memperkuat kekuasaannya untuk menjalani masa jabatan ketiganya sebagai Presiden China.

Selain itu, rumor tersebut terjadi setelah dua mantan Menteri China dihukum mati awal pekan lalu, sebagai bagian dar perang Xi Jinping melawan korupsi.

Tetapi sebagian laporan mengatakan bahwa mereka merupakan bagian dari faksi lokal anti-Xi Jinping.

Baca Juga: Ramai di Medsos Kabar Xi Jinping Dikudeta dan Jadi Tahanan Rumah

Menurut postingan Twitter yang tak bisa diverifikasi, Xi Jinping telah meninggalkan Samarkand sebelum upacara penutupan resmi hanya untuk menjadi tahanan rumah saat tiba di Beijing pada 16 September.

Postingan Twitter mengklaim bahwa bandara Beijing telah membatalkan 6.000 penerbangan internasional dan domestik. Tiket untuk kereta cepat juga telah dihentikan.

Cuitan lainnya juga mengungkapkan bagaimana kendaraan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) telah bergerak menuju Beijing pada 22 September.



Sumber : Times of India

BERITA LAINNYA



Close Ads x