Kompas TV internasional kompas dunia

Menlu China di Majelis Umum PBB: Siapa Halangi Reunifikasi Taiwan akan Digilas Roda Sejarah

Kompas.tv - 25 September 2022, 16:50 WIB
menlu-china-di-majelis-umum-pbb-siapa-halangi-reunifikasi-taiwan-akan-digilas-roda-sejarah
Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi saat berpidato dalam pertemuan ke-77 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Sabtu (24/9/2022). Wang menegaskan komitmen reunifikasi paksa China-Taiwan kepada para pemimpin dunia yang berkumpul di Majelis Umum PBB. (Sumber: Mary Altaffer/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

NEW YORK, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menegaskan komitmen reunifikasi paksa China-Taiwan kepada para pemimpin dunia yang berkumpul di pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pernyataan keras Wang dilontarkan di tengah eskalasi situasi Taiwan usai kunjungan delegasi pejabat Amerika Serikat (AS) sejak Agustus lalu.

Saat berbicara di podium, Wang menegaskan kepada para pemimpin dunia bahwa siapa pun yang menghalangi langkah China bereunifikasi dengan Taiwan, akan “digilas oleh roda-roda sejarah.”

“Hanya ketika China sepenuhnya direunifikasi lah perdamaian sejati bisa tercipta di sepanjang Selat Taiwan. Beijing akan mengambil tindakan paling kuat untuk melawan campur tangan eksternal,” kata Wang dalam pidatonya di Majelis Umum PBB sebagaimana dikutip Associated Press.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Bertemu Menlu China Wang Yi di sela Majelis Umum PBB, Ini yang Dibicarakan


Perkara Taiwan sendiri adalah salah satu isu terpenting bagi pemerintah China. Namun, kehadiran Menlu Wang ke Majelis Umum, alih-alih Presiden China Xi Jinping, dipandang sebagai tanda bahwa pidato itu tidak terlalu signifikan.

Taiwan dan China dipisahkan usai perang saudara pada 1949. Taiwan lalu memiliki pemerintahan sendiri di Taipei dan menyandang status merdeka secara de facto.

Beijing, melalui prinsip satu-China, mengeklaim Taiwan sebagai salah satu provinsinya. Prinsip satu-China ini dianut oleh sebagian besar komunitas internasional, termasuk Indonesia, dalam kebijakan luar negeri tentang China.

“Pemerintah RRC adalah satu-satunya pemerintahan yang merepresentasikan seluruh China. Prinsip satu-China telah menjadi suatu norma dasar dalam hubungan internasional,” kata Wang.

Untuk menegaskan klaimnya atas Taiwan, China terus menekan entitas-entitas berpengaruh di dunia, mulai dari negara, perusahaan, bahkan hingga pembuat peta. 

Kebijakan-kebijakan China mengisolasi Taiwan dari panggung internasional. Namun, sejumlah negara anggota PBB memilki hubungan diplomatik dengan Taipei.

Salah satunya adalah Saint Vincent and the Grenadines, negara di Laut Karibia.

Di Majelis Umum PBB, Perdana Menteri Saint Vincent and the Grenadines Ralph Gonsalves pun mendesak komunitas internasional untuk memberi akses lebih leluasa ke Taiwan di organisasi-organsiasi internasional.

“Bagaimana bisa kita berdiri bertanya-tanya, dalam kesunyian relatif dan senang hati berdiam, tak memedulikan hak absah Taiwan untuk eksis sesuai keinginan dan kehendak rakyat Taiwan?” kata Gonsalves dalam pertemuan Majelis Umum PBB.

Baca Juga: China Tegaskan Tetap Berposisi Obyektif dan Adil di Perang Rusia Ukraina, Dorong Musyawarah
 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x