Kompas TV internasional kompas dunia

PM Malaysia Kecewa dengan PBB, Tuduh Dewan Keamanan Cuci Tangan tentang Myanmar

Kompas.tv - 25 September 2022, 01:05 WIB
pm-malaysia-kecewa-dengan-pbb-tuduh-dewan-keamanan-cuci-tangan-tentang-myanmar
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob saat berbicara dalam pertemuan ke-77 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (23/9/2022). (Sumber: Jason DeCrow/Associated Press)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menyampaikan kekecewaannya terhadap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang situasi Myanmar.

Hal tersebut disampaikan Yaakob saat menghadiri pertemuan Majelis Umum PBB ke-77 di New York, Jumat (23/9/2022).

Yaakob menuduh Dewan Keamanan PBB tidak mengambil “tindakan serius apa pun” untuk menangani krisis politik Myanmar pasca kudeta militer pada Februari 2021.

“Sangat menyedihkan ketika Dewan Keamanan tidak mengambil tindakan serius apa pun dalam mengurusi situasi ini. Sejumlah pihak bahkan memandang Dewan Keamanan cuci tangan dari ini dan meimpahkan masalah kepada ASEAN,” kata Yaakob dikutip Associated Press.

Baca Juga: Bos Junta Militer Myanmar Bertemu Putin secara Resmi di Vladivostok, Apa yang Dibicarakan?

Sejak kudeta pada Februari 2021 lalu, militer memerintah Myanmar dan memenjarakan Aung San Suu Kyi serta jajaran pejabat pemerintahan.

Suu Kyi dan pejabat tinggi Myanmar diadili junta dan dijerat berbagai pasal. Sejumlah kalangan menyebut pengadilan itu difabrikasi demi mencegah mereka kembali ke politik.

Lebih lanjut, Yaakob menyorot krisis pengungsi yang disebabkan situasi Myanmar yang berlarut-larut.

“Krisis politik di Myanmar juga memperparah situasi jutaan pengungsi Myanmar, termasuk pengungsi Rohingnya,” kata Yaakob.

“Meskipun Malaysia tidak menandatangani Konvensi tentang Status Pengungsi 1951 dan Protokol 1967, Malaysia, atas dasar kemanusiaan, menerima hampir 200.000 pengungsi Rohingnya,” tandasnya.

Baca Juga: Indonesia Desak Junta Militer Myanmar Beri Akses Utusan Khusus ASEAN Bertemu Suu Kyi



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x