Kompas TV bisnis kebijakan

Indef: BBM Naik Bikin Tingkat Kemiskinan Lebih Tinggi Dibanding Saat Pandemi

Kompas.tv - 22 September 2022, 06:11 WIB
indef-bbm-naik-bikin-tingkat-kemiskinan-lebih-tinggi-dibanding-saat-pandemi
Aktivitas warga di kawasan permukiman kumuh di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Indef memperkirakan tingkat kemiskinan 10,3 persen pada September 2022 karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus memperkirakan, tingkat kemiskinan akan mencapai 10,3 persen pada September 2022 karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Setelah dianalisis, potensi kemiskinan itu bisa melebihi tingkat kemiskinan di saat pandemi COVID-19, mungkin bisa mencapai 10,3 persen di September 2022 sehingga harus ditambah bantuan sosialnya,” kata Ahmad Heri seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/9/2022). 

Ia menjelaskan, kenaikan harga BBM akan membuat inflasi secara tahunan pada September 2022 mencapai 1,86 persen dan inflasi tahunan sepanjang 2022 mencapai 7,7 persen.

Kenaikan BBM juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: BPS Sebut Jumlah Penduduk Miskin Turun, Jadi 26,16 Juta Orang

“Pertumbuhan ekonomi juga akan berkurang minus 0,02 persen dengan kenaikan harga BBM, dengan konsumsi rumah tangga berkurang 0,65 persen dan investasi 1,7 persen,” ujarnya. 

Kemudian, pendapatan riil masyarakat di pedesaan bisa menurun 1,28 persen sampai 1,63 persen akibat kenaikan harga BBM, sementara pendapatan riil masyarakat di perkotaan bisa menurun 1,15 persen sampai 2,58 persen.

“Program hilirisasi Ini juga tantangannya akan semakin besar karena meningkatnya biaya energi, ya karena biaya energi itu kan menjadi salah satu struktur cost dari struktur biaya produksi,” tutur Ahmad Heri. 

Baca Juga: BBM Naik, Kemenkeu Sebut Angka Kemiskinan Justru Bisa Turun 0,3 Persen, Kok Bisa?

Ia pun menyarankan  pemerintah perlu membuat program bantuan bagi pelaku usaha di sektor riil yang mengalami kenaikan biaya produksi. Pemerintah juga dinilai perlu menambah anggaran bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat untuk menekan angka kemiskinan.

“Jadi dampaknya cukup luas dan beragam, bukan hanya masyarakat menengah ke bawah yang terdampak langsung dan mereka diberikan bansos, tapi dari sisi produksi ini tentu akan mengalami tekanan,” ucapnya. 



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x