Kompas TV internasional kompas dunia

Protes Kematian Mahsa Amini, Perempuan di Iran Bakar Hijab sambil Menari

Kompas.tv - 21 September 2022, 16:07 WIB
protes-kematian-mahsa-amini-perempuan-di-iran-bakar-hijab-sambil-menari
Demonstran Iran berlari dari polisi anti huru-hara di Teheran, Senin (19/9/2022). Demonstrasi rusuh berlangsung di berbagai kota Iran pada pekan ini, memprotes kematian Mahsa Amini, seorang perempuan yang tewas dalam tahanan pada Jumat (16/9/2022) usai ditangkap polisi moral karena tak memakai hijab. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

TEHERAN, KOMPAS.TV - Demonstrasi di berbagai kota Iran memprotes kematian Mahsa Amini terus berlangsung sepanjang pekan ini. Mahsa Amini adalah perempuan yang tewas dalam tahanan pada Jumat (16/9/2022) usai ditangkap polisi moral karena tak memakai hijab.

Kepolisian melaporkan Amini tewas karena serangan jantung. Namun, terdapat dugaan perempuan itu menjadi korban kekerasan polisi.

Menurut laporan BBC, demonstrasi di berbagai kota, termasuk di ibu kota Teheran, telah berlangsung selama lima hari beruntun per Selasa (20/9).

Baca Juga: Perempuan Iran yang Ditahan karena Tak Berjilbab Tewas di Tahanan, Demonstran Mengamuk di Teheran

Selain menuntut keadilan atas kematian Amini, demonstran juga memprotes kebijakan pemerintah yang mengatur pakaian perempuan serta kesatuan polisi moral yang dibentuk untuk menegakkannya.

Di Sari, kota utara Teheran, demonstran perempuan berunjuk rasa dengan membakar jilbab mereka sambil menari.

Demonstrasi yang berlangsung ricuh juga terjadi di Teheran. Kantor berita Fars melaporkan bahwa ada sekitar 300 demonstran yang berkumpul di Teheran pada Selasa (20/9). Mereka meneriakkan seruan “Matilah diktator”, merujuk model pemerintahan Iran yang berlaku sejak Revolusi Islam 1979.

Polisi kemudian menerjunkan banyak personel keamanan, termasuk polisi anti huru-hara ke lokasi.

Menurut pantauan Associated Press, terdapat tong-tong sampah yang terbakar dan bebatuan yang berterbaran di lokasi demonstrasi.

Komunitas internasional sendiri mengutuk peran polisi moral Iran dan kematian Mahsa Amini dalam tahanan. 

Beberapa bulan belakangan, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menyebut polisi moral Iran meningkatkan patroli, menyasar perempuan yang dianggap tidak berhijab dengan benar.

Baca Juga: Israel Murka gara-gara Presiden Iran Sebut Butuh Lebih Banyak Riset Buktikan Holocaust Benar Terjadi

Badan PBB itu mengaku telah mendapatkan video-video terverifikasi yang menunjukkan perempuan ditampar polisi, dipukul dengan tongkat, dan diciduk karena hijabnya terlalu longgar.

Patroli seperti demikian menangkap Mahsa Amini pada Selasa (13/9) pekan lalu. Perempuan 22 tahun itu kemudian tewas empat hari kemudian.

“Kematian tragis Mahsa Amini dan dugaan penyiksaan dan perlakuan sewenang-wenang terhadapnya harus diinvestigasi secara cepat, imparsial, dan efektif oleh otoritas independent yang kompeten,” kata Komisaris OHCHR Nada Al-Nashif dikutip Associated Press.

Amini dimakamkan di kampung halamannya di Safez, barat Iran, pada Sabtu (17/9) lalu. Demonstrasi segera pecah di Safez usai pemakaman Amini.

Kemudian, demonstrasi menjalar ke berbagai kota sejak Senin (19/9). Di Rasht, utara Iran, 22 demonstran dilaporkan ditangkap aparat.

Sementara itu, di wilayah Kurdistan, tempat protes tentang kematian Amini dimulai, tiga orang dilaporkan tewas oleh aksi kelompok bersenjata. Insiden ini adalah kematian pertama yang terkonfirmasi terkait kerusuhan di Iran sepekan belakangan.

Baca Juga: Dua Aktivis LGBT Dihukum Mati di Iran, Pengadilan Sebut Terkait Perdagangan Manusia



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x