JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pihaknya telah meminta para bupati maupun wali kota di Jateng untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membakar jerami di lahan-lahan pertanian, terutama di sekitar jalan tol.
Pasalnya, asap pembakaran jerami telah menyebabkan kecelakaan beruntun di Tol Pejagan (Brebes)-Pemalang, Jateng pada Minggu (18/9/2022).
"Setelah adanya kejadian kecelakaan kemarin, saya coba komunikasi dengan kawan-kawan bupati dan wali kota untuk mengingatkan, dan dinas perhubungan kami minta untuk koordinasi dengan kepolisian," kata Ganjar di Kompas Malam, Selasa (20/9/2022).
"Sambil kemudian kami mengedukasi masyarakat agar dapat memanfaatkan jerami dengan cara yang lain," lanjut dia.
Ganjar menjelaskan bahwa edukasi masyarakat dilakukan melalui penyuluhan yang dijalankan oleh dinas pertanian kepada kelompok tani.
"Para petani ini kan ada kelompok tani atau Gapoktan, itu bisa menjadi sasaran untuk kita edukasi," jelasnya.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Pejagan, Kementerian PUPR: Petugas Sudah Ingatkan Warga Tak Bakar Lahan
Menurut Ganjar, edukasi terkait pengelolaan jerami sebetulnya sudah ada. Hanya saja, masyarakat menilai, cara mengosongkan lahan dengan membakar jerami lebih mudah.
"Edukasinya sebenarnya sudah ada, hanya masyarakat itu merasa lebih gampang untuk menyiapkan pengolahan tanah dengan membakar," tuturnya.
"Padahal, jerami itu bisa dijadikan media tanam jamur, bisa dijadikan kompos. Ada banyak sebenarnya yang bisa kita lakukan," urainya.
Tetapi, kata Ganjar, masyarakat masih saja membakar jerami-jerami di lahan pertanian mereka karena dinilai praktis.
“Maka sekarang, suka tidak suka, mau tidak mau, harus kita lakukan edukasi,” tegasnya.
“Kalau dilakukan edukasi masih ngeyel, ya pasti dilakukan tindakan hukum,” imbuhnya.
Ganjar menilai edukasi sudah cukup untuk mencegah peristiwa yang sama terulang kembali. Oleh karena itu, pemerintah tidak perlu membuat peraturan khusus terkait pembakaran jerami.
“Saya konsolidasikan di pemerintah untuk kita edukasi. Nggak semengerikan kemudian nanti kita ancam-ancam dengan aturan,” jelasnya.
Ia menceritakan bahwa sebelumnya ia menemui orang yang membakar jerami di sebuah lahan di dekat jalan tol dan mendapati bahwa orang tersebut tidak mengetahui cara lain selain membakar jerami atau rumput kering di lahan tersebut.
“Dia minta maaf, ‘maaf Pak, saya nggak ngerti’,” ucap Ganjar menirukan orang tersebut.
Untuk sisi pencegahan, kata Ganjar, pemerintah daerah harus sabar untuk mengedukasi masyarakat.
Baca Juga: Laka Beruntun Tol Pejagan-Pemalang, Operator Tol dan Jasa Raharja Diminta Cepat Beri Ganti Rugi
“Kalau dalam beberapa hari masih terjadi, ya kami akan turunkan tim untuk bisa melakukan tindakan,” ujarnya.
Ganjar juga mengatakan bahwa bupati maupun wali kota sudah memiliki data lahan-lahan yang berada di sekitar jalan tol dan lahan mana saja yang tampak potensial untuk dibakar.
“Maka dalam beberapa hari ini kami coba dorong untuk komunikasi dengan pengelola tanah ini secara masif,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV