PBSI Klarifikasi soal Turnamen IIC 2022 yang Diduga Disponsori Situs Judi Mansion Sports

JAKARTA, KOMPAS.TV - Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) memberi klarifikasi terkait turnamen badminton Indonesia International Challenge (IIC) 2022 yang diduga mendapat sponsor dari situs judi Mansion Sports.

Klarifikasi diungkapkan melalui laman Twitter dan Instagram PBSI pada Selasa (13/9/2022).

"Mansion Sports adalah perusahaan baru yang berdiri di Indonesia dan bergerak di bidang sasana olahraga. Mereka mengembangkan sayap ke Indonesia untuk membangun sasana olahraga, salah satunya adalah sasana bulutangkis," terang PBSI.

Baca Juga: Pakar: Manuver Bjorka Lincah, di Twitter dan Telegram Beda, Bisa jadi Pengalihan Isu Judi Online

Federasi bulutangkis se-Indonesia itu mengakui pihak Mansion Sports menghubungi mereka. Mansion Sports disebut ingin "berkontribusi dalam kegiatan bulutangkis internasional."

"Kami merasa usaha mereka selaras dengan perkembangan bulutangkis Indonesia, itulah mengapa akhirnya kami dan Mansion Sports, sepakat untuk menjalin kerjasama menggelar Indonesia International Challenge 2022," imbuh PBSI.

Klarifikasi tersebut masih diragukan sejumlah oleh warganet, merujuk pada beragam tanggapan di kolom komentar. 

Pasalnya, logo pada poster turnamen IIC 2022 sama persis dengan logo Mansion Sports yang terkenal sebagai situs judi online. Satu-satunya perbedaan mencolok hanya terdapat pada warna saja.

Baca Juga: Profil Carlos Alcaraz, Juara Baru US Open 2022 dan Petenis Nomor Satu Termuda dalam Sejarah

Terlepas dari itu, ICC 2022 bakal dihelat di GOR Amongrogo Yogyakarta mulai 27 September hingga 2 Oktober 2022.

Tim Indonesia mengandalkan bintang-bintang muda seperti Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, Christian Adinata (tunggal putra) dan Komang Ayu Cahya Dewi, Stephanie Widjaja, Bilqis Prasista (tunggal putri).

Selain itu, ada pula M. Rayhan Nur Fadillah/Rahmat Hidayat (ganda putra), hingga pasangan baru ganda campuran Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil.

Baca Juga: PSSI Sayangkan Sikap Masyarakat Bawa Polemik JIS ke Ranah Politik