Kompas TV bisnis kebijakan

Cerita Jokowi Semedi, Tolak Permintaan 80% Menteri untuk Lockdown di Awal Pandemi

Kompas.tv - 7 September 2022, 12:12 WIB
cerita-jokowi-semedi-tolak-permintaan-80-menteri-untuk-lockdown-di-awal-pandemi
Arsip foto Presiden Jokowi| Jokowi sempat menolak permintaan 80 persen menteri untuk kebijakan lockdown di awal pandemi. (Sumber: Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden.)
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi membagikan momen-momen awal pandemi Covid-19 di Indonesia dan hubungannya dengan situasi ekonomi saat ini. Hal itu ia ceritakan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia pada Rabu (7/9/2022).

Menurut Jokowi, kondisi dunia berubah drastis selepas menyebarnya virus Covid-19.

"Kita beruntung, saat itu, awal-awal pandemi, Indonesia tidak lockdown. Saya nggak bisa memperkirakan, kalau kita saat itu melakukan lockdown, berakibat pada ekonomi seperti apa, sosial politik seperti apa," terangnya.

Jokowi mengatakan, di awal pandemi 70 negara sudah menerapkan kebijakan lockdown

"Di kabinet sendiri 80 persen mintanya lockdown. Survei juga, rakyat minta, lebih dari 80 persen, lockdwon," kata Jokowi.

Baca Juga: Apa Itu Bansos PBI JK? Syarat untuk Mendapatkan, Fungsi dan Pencairan

Kendati demikian, Jokowi tak langsung mengiyakan permintaan itu.

"Saat itu saya semedi, saya endapkan betul," kata Jokowi, diteruskan dengan menunjukkan konsekuensinya di bidang ekonomi saat ini.

"Maka benar, kita harus melakukan itu, dan jawabannya, saat itu tidak usah lockdown. Ternyata betul, saya nggak bisa membayangkan, kalau saat itu kita lockdown, mungkin (ekonomi-red) kita bisa minus lebih dari 17 persen," jelasnya.

Terlepas dari itu, berdasar rilis Badan Pusat Statistik terbaru pada 22 Agustus 2022, ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun ini tumbuh sebesar 5,44 persen, di banding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Pengeluaran di Atas Rp506 Ribu per Bulan Dianggap Tak Miskin, Ini Penjelasan Nominal Bansos BLT BBM

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x