Kompas TV nasional sosial

Pangan Senilai Ratusan Triliun Terbuang tiap Tahun di Indonesia, FAO dan Kementan Kaji Penyebabnya

Kompas.tv - 4 September 2022, 11:14 WIB
pangan-senilai-ratusan-triliun-terbuang-tiap-tahun-di-indonesia-fao-dan-kementan-kaji-penyebabnya
Ilustrasi. Penyusutan dan terbuangnya pangan (food loss and waste) di Indonesia menimbulkan kerugian ekonomi sekitar 213 triliun hingga 551 triliun rupiah per tahun. (Sumber: Foerster via Wikimedia)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Penyusutan dan terbuangnya pangan (food loss and waste) di Indonesia dilaporkan menimbulkan kerugian ekonomi sekitar Rp213 triliun hingga Rp551 triliun per tahun. Nilai itu setara dengan 4-5 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Kementerian Pertanian (Kementan) RI dilaporkan akan meneliti penyebab penyusutan dan terbuangnya pangan tersebut.

Di Indonesia, buah dan sayuran disebut sebagai jenis pangan yang paling banyak terbuang dari rantai pangan.

"Buah dan sayuran adalah komoditas bergizi yang paling banyak hilang dan terbuang. Kita perlu bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memperbaiki situasi dan mengurangi susut dan limbah pangan di Indonesia," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan Retno Sri Hartati Mulyandari, Sabtu (3/9/2022), dikutip Antara.

Data Bappenas menunjukkan, per 2021, angkat penyusutan dan terbuangnya pangan di Indonesia mencapai 115-184 kilogram per kapita per tahun selama dua dekade terakhir. Limbah pangan terbesar ditimbulkan di tahap konsumsi.

Menurut FAO, angka per kapita itu juga mencakup terbuangnya pangan dalam proses dari produsen ke grosir dan sisa pangan dari eceran ke rumah tangga.

Baca Juga: Stop Buang Makanan! Indonesia Masuk 3 Besar Negara Penyumbang Sampah Makanan

Makanan yang berasal dari tanaman disebut paling banyak terbuang, terutama jenis cereal. Sedangkan jenis pangan yang paling banyak terbuang dan penyalurannya tidak efisien adalah buah-buahan dan sayuran.

"Sangat penting untuk memahami hambatan dan tantangan dalam rantai nilai untuk mengurangi kehilangan pangan, terutama untuk komoditas yang mudah rusak, seperti buah-buahan dan sayuran,” kata Perwakilan FAO di Indonesia Rajendra Aryal.



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x