Kompas TV internasional kompas dunia

Korsel Pecahkan Rekor Sendiri untuk Tingkat Kesuburan Terendah di Dunia, Gerus Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.tv - 24 Agustus 2022, 12:53 WIB
korsel-pecahkan-rekor-sendiri-untuk-tingkat-kesuburan-terendah-di-dunia-gerus-pertumbuhan-ekonomi
Korea Selatan sekali lagi memecahkan rekor dunianya sendiri untuk tingkat kesuburan terendah di dunia. Populasi Korsel saat ini 51 juta orang dan menghadapi prospek populasi yang anjlok ke 24 juta orang tahun 2100. (Sumber: Unsplash)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Selatan sekali lagi memecahkan rekor dunianya sendiri untuk tingkat kesuburan terendah di dunia, seperti laporan Bloomberg, Rabu, (24/8/2022).

Populasi Korsel saat ini 51 juta orang dan menghadapi prospek populasi yang anjlok ke 24 juta orang pada tahun 2100.

Perempuan Korea Selatan diperkirakan, berdasarkan data tahun 2021, rata-rata tingkat kepemilikan anak  hanya 0,81 selama hidup mereka, turun dari 0,84  tahun sebelumnya, kata laporan kantor statistik Korea Selatan hari Rabu (24/8/2022).

Jumlah bayi baru lahir menurun tahun lalu menjadi 260.600, yang setara dengan sekitar 0,5 persen dari populasi.

Korea Selatan adalah negara dengan penuaan tercepat di dunia di antara ekonomi dengan PDB per kapita setidaknya US$30.000 (S$41.900), menurut proyeksi populasi global PBB dan data Bank Dunia.

Pada tahun 2100, populasinya akan turun 53 persen menjadi 24 juta, naik dari perkiraan penurunan 43 persen pada 2019.

Baca Juga: Ancaman Keras Kim Jong Un Buntut AS-Korsel Latihan Militer Bersama

Mojang dan jejaka Korsel pada umumnya. Populasi Korsel saat ini 51 juta orang dan menghadapi prospek populasi yang anjlok ke 24 juta orang pada tahun 2100. (Sumber: Soompi)

Perkiraan tersebut merupakan pengingat serius dari ancaman demografis dan tantangan ekonomi terkait yang dihadapi Gubernur Bank of Korea Rhee Chang-yong dan Presiden Yoon Suk Yeol, yang keduanya menjabat awal tahun ini.

Rhee memperingatkan pada bulan April bahwa ekonomi Korea Selatan menghadapi risiko stagnasi sekuler karena usia populasi dan produktivitas melambat.

Dia mengatakan peningkatan belanja kesejahteraan akan menggerus belanja pertumbuhan ekonomi, tujuan utama yang ditetapkan oleh Yoon dalam janji pelantikannya.



Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times

BERITA LAINNYA



Close Ads x