Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Peternak Girang Harga Telur Rp33.000/Kg, Bos ID Food: 6 Bulan Lalu Mereka Nangis

Kompas.tv - 23 Agustus 2022, 12:31 WIB
peternak-girang-harga-telur-rp33-000-kg-bos-id-food-6-bulan-lalu-mereka-nangis
Pekerja menata telur yang baru selesai dipanen disalah satu sentra peternakan ayam petelur di Blitar, Jawa Timur. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Harga telur masih terus merangkak Naik. Berdasarkan data Info Pangan Jakarta, Selasa  (23/8/2022), harga rata-rata telur di DKI Jakarta adalah sebesar Rp 30.857/kg. Untuk harga tertinggi ada di Pasar Pluit sebesar Rp 33.000/kg dan harga terendah ada di Pasar Klender SS sebesar Rp 28.000/kg.

Harga tersebut lebih tinggi dari harga Senin kemarin. Di mana harga rata-rata adalah sebesar Rp30.521 per kg dan harga terendah sebesar Rp27.000 per kg.

Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan menyatakan, dalam setahun terakhir harga telur sudah 3-4 kali mengalami pasang surut.

“Harga ayam dan telur (ayam) ini sudah surplus, tapi kita ada siklus-siklus tahunan yang terjadi 3-4 kali setahun ada gejolak naik, seperti roller coaster,” kata Frans seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (22/8/2022).

Frans mengatakan, naiknya harga telur saat ini membuat peternak senang. Sebelumnya mereka sangat kesulitan, saat harga telur anjlok jadi Rp18.000 per kg. Padahal biaya produksi nya saat itu masih tinggi karena harga pakan ayam Naik.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Masih Tinggi, Warga Beralih Beli telur Retak

“Untuk harga telur sama ayam juga PR untuk komoditas lainnya, bahwa kita belum mempunyai kestabilan produksi dan harga. Dengan harga telur ayam Rp 33.000 per kg, para peternak mungkin happy. Tapi kalau dilihat 5-6 bulan lalu mereka menangis,” tutur Frans.

“5-6 bulan lalu mereka menangis, saat harga jagung tinggi, harga gandum tinggi, dan harga pakan tinggi, harga jual telur ayam drop ke harga Rp 18.000 per kg,” lanjutnya.

Menurutnya, gejolak harga telur yang pasokannya sudah surplus karena tidak ada integrasi yang menyeluruh dari hulu ke hilir.

“Produsen pakan, peternak, sampai ke hilir ini, kita nanti akan masuk ke sana ada beberapa skema yang kita bangun seperti sistem resi gudang, agar ketika harga ayam jatuh bisa bisa offtake kemudian. Untuk telur sendiri, saat ini isunya kan ada bansos yang membuat permintaan telur naik, dengan telur naik harga naik sampai sekarang Rp 33.000 per kg,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio mengatakan jika harga telur saat ini adalah harga yang tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Juga: Pecah Rekor! Harga Telur Ayam Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya

"Benar ini harga paling tinggi sepanjang sejarah. Biasanya paling mahal harga Rp 30.000/kg," kata Alvino saat dihubungi Kompas TV, Senin (22/8).

Menurutnya, lonjakan harga telur terjadi karena bantuan sosial dari pemerintah baru cair. Meski memberatkan konsumen, dari sisi peternak kenaikan harga ini menguntungkan.

"Sejak seminggu lalu ada bansos. Kami dari mata peternak sih kalau harga seperti ini senang artinya kami bisa recovery lebih cepat," ujar Alvino.

Selain itu, ia mengakui ada permainan sejumlah oknum yang membuat harga telur pecah rekor.

"Harga ini pasti ada yang ngegoreng, yang ngegoreng pasti pedagang bakul-bakul gitu, dia beli sebanyak-banyaknya, begitu ada bansos dia keluarin dengan harga tinggi karena kalau enggak ada yang goreng enggak mungkin harga bisa seperti ini," jelasnya.



Sumber : Kompas.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x