Kompas TV internasional kompas dunia

Riset Terbaru Ungkap Skenario jika Perang Nuklir Meletus, Curah Hujan Turun 50 Persen dan Kelaparan

Kompas.tv - 16 Agustus 2022, 15:29 WIB
riset-terbaru-ungkap-skenario-jika-perang-nuklir-meletus-curah-hujan-turun-50-persen-dan-kelaparan
Percobaan bom nuklir Amerika Serikat di Mikronesia, Juli 1946. (Sumber: Kementerian Pertahanan AS via Wikimedia.)
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah riset terbaru yang dirilis pada Minggu (15/8/2022) melalui jurnal Nature Food mengungkap beberapa skenario jika terjadi perang nuklir.

Konflik senjata nuklir, ungkap riset itu, bahkan dengan eskalasi relatif kecil, disebut berpotensi menimbulkan krisis pangan di seluruh dunia, mengancam ratusan juta orang, setidaknya sepanjang sepuluh tahun.

Ryan Heneghan, dosen ekologi matematika dari Queensland University of Technology, Australia, menuliskan penjelasannya via The Conversation.

"Kendati perang hanya berlangsung beberapa hari atau minggu, dampaknya pada iklim di bumi dapat bertahan lebih dari satu dekade," kata Heneghan yang terlibat dalam riset itu.

Baca Juga: Riset SIPRI: Jumlah Senjata Nuklir Dunia akan Melonjak (I)

Untuk menjawab pertanyaan apa yang terjadi pada sektor pangan ketika terjadi perang nuklir, Heneghan dan kolega menggunakan simulasi iklim global, ditambah model tanaman utama, perikanan, dan produksi ternak. 

Simulasi itu diklaim bisa menilai dampak perang nuklir terhadap pasokan pangan global selama 15 tahun selepas berakhirnya perang nuklir.

Periset memilah enam skenario berdasar skala perang, mulai dari yang relatif kecil, antara India vs Pakistan (tiga persen pemilik senjata nuklir global), hingga level holocaust antara Rusia vs Amerika Serikat yang menyimpan 90 persen senjata nuklir dunia.

"Keenam skenario itu menyembulkan antara 5 juta hingga 150 juta ton jelaga (butiran arang yang halus -red) ke atmosfer atas," terang Heneghan. 

"Sebagai konteks, kebakaran hutan musim panas Australia 2019-20, yang membakar area yang lebih luas dari Inggris, menyuntikkan sekitar satu juta ton asap ke stratosfer," imbuhnya.

Jika itu terjadi, sinar matahari yang menyinari tanaman di dunia, pada awalnya akan turun sekitar 10 persen, sementara suhu rata-rata global akan turun hingga 1-2°C. 



Sumber : Kompas TV/The Conversation

BERITA LAINNYA



Close Ads x