Kompas TV nasional rumah pemilu

Target Masyumi di Pemilu 2024: Berjaya Lagi Seperti Tahun 1955

Kompas.tv - 15 Agustus 2022, 04:05 WIB
target-masyumi-di-pemilu-2024-berjaya-lagi-seperti-tahun-1955
Partai Masyumi tiba di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dengan iringan tari Gelombang Persembahan dalam rangka mendaftar sebagai partai politik peserta Pemilihan Umum (Pemilu 2024) pada hari terakhir pendaftaran, di Jakarta, Minggu (14/8/2022). (Sumber: ANTARA/Putu Indah Savitri)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Masyumi melakukan registrasi sebagai calon peserta Pemilu 2024 di hari terakhir pendaftaran, Minggu (14/8/2022). Menuju Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Masyumi membawa iring-iringan pawai budaya.

Ketua Umum Partai Masyumi Ahmad Yani mengatakan pihaknya menargetkan kembali lagi berjaya seperti tahun 1955 silam.

Untuk diketahui Partai Masyumi merupakan partai yang meraih suara terbanyak kedua pada Pemilu 1955 silam. Masyumi mendapatkan suara terbanyak kedua yakni 7.903.886 suara (20,92 persen), dengan perolehan 57 kursi di parlemen. 

Baca Juga: Masyumi Reborn: Membangkitkan Kejayaan Masa Lalu, Menggaet Pemilih Muslim Masa Kini


 

"Masyumi itu pemenang pemilu tahun 1955 dan memenangkan 10 dapil (daerah pemilihan) dari 16 dapil. Oleh karena itu insyaallah, target parlementary threshold tentunya akan kami lampaui," tutur Ahmad Yani, kepada reporter Kompas TV, Minggu.

Selain itu mengungkapan bahwa Masyumi memiliki basis massa atau dukungan di beberapa daerah. Dukungan, ungkap Ahmad, berbasis di Sumatera Barat, Aceh, Palembang, Sumatera Selatan, Riau Sumatera Utara.

"Sebagian DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat," lanjutnya.

Baca Juga: Jejak dan Pengaruh Mohammad Natsir: Ulama, Pejuang dan Tokoh Masyumi

Dengan berbagai dukungan dari massa tiap-tiap daerah tersebut, Ahmad yakin bisa memenangkan suara kembali seperti Partai Masyumi pada Pemilu 1955 silam. 

"Saya kira itu sudah bisa menggambarkan kalau mau lihat landscape pemilih Indonesia itu tidak pernah berubah dari sejak tahun 55 sampai pemilu presiden yang kemarin," pungkasnya.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x